EXPONTT.COM – Florince Lumba, S.Pd., Kepala Sekolah SMPN 1 Fatuleu, Kabupaten Kupang, NTT, mengaku diancam dan diteror oleh Yohanis Mase, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kupang.
Melansir dari koranntt.com, Florince mengatakan, persoalan tersebut berawal dari pemberhentian dua oknum guru di sekolahnya karena terbukti melakukan perbuatan amoral yakni, perbuatan mesum dan perselingkuhgan di lingkungan sekolah. .
Florince mengungkapkan, ancaman dan teror dilontarkan Yohanis Mase melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.
Baca juga:15 Negara Pecahan Uni Soviet, Siapa Saja Selain Rusia dan Ukraina?
Kedua guru tersebut diketahui berinisial SSK dan EN sebelumnya telah berulang kali diberikan peringatan secara tertulis dan lisan oleh pihak sekolah.
Meski begitu, kedua oknum guru tersebut tetap tidak mengindahkan peringatan yang diberikan, bahkan tetap melakukan tindakan amoral di lingkungan sekolah hingga dilihat oleh para siswa/siswi di sekolah tersebut.
Tindakan kedua oknum guru itu akhirnya sampai ke telinga orang tua siswa dan pihak sekolah di desak untuk mengambil tindakan tegas terhadap kedua oknum guru tersebut.
Setelah melalui berbagai pertimbangan bersama Bupati, Wakil Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, kedua oknum guru ini akhirnya diberhentikan dari sekolah.
Hal tersebutlah yang memicu amarah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Anis Mase.
Anis Mase mengklaim salah satu guru yang diberhentikan adalah “jatah” darinya sebagai pimpinan DPRD Kabupaten Kupang.
Anis Mase kemudian menelpon Kepala Sekolah SMPN 1 Fatuleu dan mengancam akan memberhentikan dari jabatan Kepala Sekolah.
Baca juga:Presiden Jokowi Bertemu Elon Musk, Space X Tertarik Kerja Sama Dengan Indonesia
“Itu saya punya anak, saya punya “jatah”, saya yang kasi masuk dia, kenapa kasi berhenti dia? Sekarang juga saya kasi berhenti kamu dari jabatan Kepala Sekolah,” kata Florince menirukan nada ancaman Anis Mase.
Florince menegaskan, dirinya tidak pernah meminta untuk diberikan jabatan sebagai Kepala Sekolah.
Namun hal itu adalah kepercayaan yang diberikan oleh Bupati untuk melayani masyarakat, maka dirinya menerima dan mengabdi sesuai aturan yang berlaku.
Florince menegaskan, keputusan untuk memberhentikan kedua oknum guru sudah sesuai aturan.
Baca juga:Klasemen Sementara MotoGP 2022 Usai Enea Bastianini Menang GP Perancis
Dirinya memilih untuk menyelamatkan nama sekolah dan siswa, dari perbuatan oknum guru honor yang tidak patut diguguh dan ditiru itu.
Florince mengaku ancaman dan teror yang disampaikan oleh Anis Mase via telepon genggam membuat dirinya tertekan secara psikologis, bukan karena takut diberhentikan dari jabatannya, tetapi karena sampai hari ini dirinya belum menemukan di mana letak kesalahannya.
“Saya diancam untuk diberhentikan, maka saya kepingin sekali untuk ada yang memediasi saya dengan Anis Mase agar dia memberikan penjelasan ke saya bahwa dia marah itu alasannya apa,” ungkap Florince.
Kepsek SMPN 1 Fatuleu meminta Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kupang Anis Mase untuk menjelaskan alur kerja seorang Kepsek seperti apa.
Baca juga:Pengetahuan Palsu Lebih Berbahaya Dari pada Tidak Berpengetahuan
Ia juga mempertanyakan sejauh mana peran Anis Mase sebagai anggota DPRD yang dipilih oleh masyarakat Fatuleu untuk membina karakter dan moral guru maupun siswa, jika politisi PDI Perjuangan itu memilih untuk membela oknum guru yang berbuat tindakan amoral di sekolah.
“Saya lihat Anis Mase seorang publik figur, tapi dia tidak punya etika yang baik. Dari cara komunikasinya, saya sangat menyayangkan etika anda sebagai anggota dewan terhormat di Kabupaten Kupang,” tandas Florince.
Ssmentara itu, Waket II DPRD Kabupaten Kupang Anis Mase seperti dilansir dari Vox NTT mengancam melaporkan Kepsek SMPN 1 Fatuleu ke Polisi karena menyebarkan rekaman pembicaraannya.
Baca juga:KPK Terima 395 Laporan Gratifikasi Selama Hari Raya Idul Fitri
“Bukti rekaman yang diedarkan itu saya sudah dapat. Dalam waktu dekat saya akan lapor polisi. Itu termasuk penyadapan,” ucap Anis Mase.
Politisi PDI Perjuangan itu balik menuding Kepsek SMPN 1 Fatuleu memutarbalikan fakta.
“Yang orang tua murid ancam keluarkan siswa itu karena Kepala Sekolah lakukan kekerasan terhadap anak murid. Ini pemutarbalikan fakta. Model pemberhentian begitu tidak layak. Saya omong ke Bupati untuk berhentikan dia,” ujarnya.
Dia juga membantah soal jatah guru seperti yang disampaikan Florince selaku kepala sekolah. “Bukan jatah tetapi saya membela masyarakat di situ,” tutupnya.
Baca juga:Pemuda di Sumba Timur Ditangkap Polisi Usai Setubuhi Siswi SMP Usai Pesta Miras