Prihatin nasib anak-anak warga eks Tim Tim

PRIHATIN dengan nasib anak – anak warga Keturunan Timor – timur yang mesti menempuh jarak jauh menuju sekolah, menjadi pemicu niat LSM Bintang Timur mendirikan sebuah Sekolah Dasar dengan kemampuan sendiri tahun 2012. Walaupun lokasi Sekolah itu hanya berjarak 2 kilometer dari jantung Kabupaten Kupang di Oelamasi namun bangunannya masih darurat dan nyaris roboh. Pimpinan LSM Bintang Timur Jesuina Dos Santos Lemos Rabu (28/02) kepada Centralntt.com menceritakan ikhwal pembagunan Sekolah Dasar Kristen (SDK) Don Bosco di Desa Naunu Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurutnya, sekolah yang didirikan LSM Bintang Timur sejak tahun 2012 awalnya atas inisiatif salah seorang pemuka agama, namun syarat administrasi menggunakan milik LSM Bintang Timur. Pendirian SDK Don Bosco didasari pada kenyataan bahwa jarak tempuh anak – anak warga keturunan Timor – timur menuju sekolah lain sangat jauh, kondisi ini kemudian menimbulkan rasa prihatin terhadap nasib anak – anak yang di kuaturkan tidak dapat mengenyam pendidikan. Setelah mendirikan SDK Don Bosco katanya justeru persoalan makin kompleks, selain pergumulan membangun gedung yang lebih representatif juga di harapkan pada pemenuhan kebutuhan sekolah dan membayar honor tenaga pendidik yang berjumlah 9 orang dengan rincian 8 orang guru honor, 1 orang guru PNS dan 80 orang siswa yang terbagi dalam 6 Rombel. Tercatat beberapa kali telah mengajukan permohonan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang untuk memperoleh bantuan gedung baru, namun semua usaha itu seakan tidak mendapatkan hasil sebab selalu di tolak dengan berbagai alasan. “kami prihatin dengan anak – anak eks Timor – timur di Kamp Desa Naunu sehingga kami bangun sekolah ini dengan dana sendiri hanya untuk melihat anak – anak kami dapat sekolah dengan baik dan tidak perlu jalan kaki jauh – jauh, honor guru pun kami bayar dengan uang pribadi,”Bebernya.
Berbagai usaha lanjutnya telah dilakukan oleh LSM Bintang Timur untuk memperoleh bantuan baik dari Pemerintah maupun lembaga lain yang konsen terhadap pendidikan, berbagai usaha yang dilakukan ada yang telah memperoleh hasil diantaranya sejak tahun 2014 sudah memperoleh Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tanah seluas 2 hektar untuk pembangunan gedung baru, sementara upaya dari lembaga lain belum juga mendapatkan jawaban. “semangat untuk mencerdaskan anak bangsa lewat pendidikan tetap bergelora dalam dada walau pun menari melewati tantangan, namun kami tetap semangat,”Ujarnya. ♦ centralntt.com