74 Balita di Kabupaten Kupang terserang muntaber

Stefanus Baha, S.Sos

SEBANYAK 74 balita di Dusun 3 Tinis, Desa Oemolo, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang megalami muntaber akibat penyakit Diare Dehidrasi.
Dari 74 korban, hingga saat ini 13 orang diantaranya telah dievakuasi emergency ke Rumah Sakit Umum (RSU) Naibonat karena menderita Diare Dehidrasi berat.
Hal itu dikemukakan Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Kupang, Stef Baha usai memantau ke lokasi yang berjarak lebih dari 100 kilo meter arah Timur ibukota Kabupaten itu, Selasa 12 Januari 2016.
Menyikapi persoalan kata Stef, tim dari Pemkab Kupang yang terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, dr, Robert AJ Amaheka berserta staf, Kabag Humas dan Protokoler Setda Kabupaten Kupang, Stefanus Baha beserta beberapa staf ikut terlibat dalam proses evakuasi di lokasi kejadian, Danramil 1604-05 Camplong, Kapten Infanteri, Harapan Abdon beserta para anggotanya.
Ia menjelaskan, kedatangan mereka didampingi sejumlah wartawan untuk memantau serta mengantisipasi masalah yang terjadi dan berangkat ke lokasi tersebut sejak Senin (11/1) malam.
Saat tiba di lokasi kata dia, para medis dan tenaga kesehatan memberikan pelayanan kepada warga khususnya anak-anak yang menderita Diare Dehidrasi sedangkan warga sibuk membopong anak-anaknya ke Balai Pertemuan Dusun tiga Tinis, tempat pelayanan medis yang dikoordinir langsung Kadis Kesehatan, dr. Robert Amaheka. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim medis kata Stef, sebanyak 13 bayi dinyatakan menderita diare dehidrasi berat. Dari 13 bayi tersebut, empat orang sudah Dievakuasi sejak Senin (11/1) malam sedangkan Sembilan bayi lainnya baru di evakuasi ke RSU Naibonat, Selasa (12/1) Siang.
Sementara Kadis Kesehatan, dr. Robert AJ Amaheka membenarkan 13 orang bayi asal desa itu dievakuasi emergency ke RSU Naibonat untuk mendapat perawatan medi.
Sementara lanjutnya, 61 orang bayi yang lainnya tengah dilakukan rawat jalan di balai pertemuan Dusun tiga Tinis, Desa Oemolo. “Saat ini 13 orang dilakukan evakuasi emergency ke RSU Naibonat dan 61 bayi lainnya dilakukan rawat jalan setelah mendapat oralit dan edukasi dari petugas,” tuturnya.
Ia menjelaskan, dari data yang diperolehnya dari masyarakat, telah terjadi 3 kasus kematian Bayi akibat terserang diare dehidrasi. Kasus yang pertama terjadi pada, 3 Desember, dengan bayi yang meninggal bernama, Dewi Snae, umur 2,2 Tahun. Kasus kematian ke-2 terjadi tanggal 8 Desember bernama, Gisda Baunsele, umur 1,6 tahun, dan kasus kematian terakhir tanggal 10 Januari 2016, bayi bernama Filamina Seran Klau, umur 1,6 Tahun. Dirinya mengaku baru mengetahui persoalan tersebut pada Senin malam tanggal 11 Januari. “Padahal tanggal tuju itu ada petugas yang ke sini tetapi tidak dilaporkan, kalau saja dilaporkan pasti tidak akan terjadi kasus yang sampai meninggal,” jelasnya.
Ia menegaskan, selama 3×24 jam ke depan tenaga medis dan tenaga kesehatan akan stanby di Dusun Tinis, Desa Oemolo, untuk memberikan pelayanan kepada bayi yang melakukan rawat jalan dan melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap semua bayi dan balita di wilayah tersebut.
Dirinya mengakui edukasi terkait masalah Diare Dehidrasi memang masih sangat minim, sehingga masyarakat memandang diare sebagai penyakit biasa yang tidak perluh dibawah ke Rumah Sakit atau Pustu.
Langkah yang dilakukan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang selain melakukan evakuasi emergency, juga akan melakukan infentarisasi air minum dan kaporisasi terhadap semua sumber air yang ada. Selain itu juga memberikan edukasi untuk mengenal dan menangani Diare Dehidrasi.
“Tahun 2017 kami akan berusaha untuk membangun Pustu Oemolo dan menempatkan tenaga medis,” terangnya. ♦ terasntt