Masuk Angin Sebenarnya Penyakit Apa, Sih?

EXPONTT.COM – Siapa sih yang tidak tahu “penyakit” satu ini? Meski tidak ada istilah medisnya dan tidak dikenal di dunia kedokteran, masuk angin adalah “penyakit” paling terkenal di Indonesia. Para dokter pun menganggap ini sebagai mitos, meskipun banyak sekali orang yang mengaku sering menderitanya. Anda bisa mengeceknya di internet atau bertanya ke teman-teman Facebook Anda dari belahan dunia lain, dan Anda akan menemukan bahwa masuk angin itu cuma ada di Indonesia.

Masuk angin sendiri sering didefinisikan sebagai rasa “tidak enak badan” akibat banyaknya angin yang masuk ke dalam tubuh. Bisa karena terlalu lama di ruangan ber-AC, sering menghabiskan waktu untuk kegiatan outdoor, atau sering hujan-hujanan.

Kondisi ini diyakini banyak orang Indonesia sebagai penyakit sungguhan, tapi sampai sekarang belum ada bukti medis yang cukup untuk mendukung klaim ini. Belum lagi masuk angin ini mirip penyakit flu/influenza, karena memiliki gejala dan penyebab yang sama.

Masuk angin menurut dokter

Meskipun dalam dunia kedokteran dianggap mitos, secara medis menurut ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, dr. Mulia Sp. PD seperti dikutip dari kompas.com, istilah masuk angin ini merupakan kondisi di mana seseorang merasa pegal, kembung, atau perut terasa penuh, tidak bisa berhenti buang angin, mual, batuk, flu, merasa kedinginan, serta demam.

Baca juga:  Pemain Muda Persebata Berjuang Tanpa Bantuan Pemprov NTT: Dimana Anggaran PSSI NTT?

Menurut dr. Mulia, orang Indonesia biasanya mulai merasa masuk angin apabila salah satu dari gejala tersebut muncul. “Istilah masuk angin tidak ada dalam literatur kedokteran. Jadi masuk angin itu hanya sebutan orang Indonesia bagi kumpulan gejala tadi,” ujarnya.

Karena gejala dan penyebabnya bermacam-macam, cara penanganannya pun beragam. Tidak bisa disamakan antara gejala satu dan lainnya.

Umumnya ketika kita merasa masuk angin, cara menanganinya adalah dengan kerokan. Kalau kata orang-orang supaya anginnya “keluar”. Sayangnya dari sudut pandang medis, kerokan tidak begitu membantu dan malah membuka dan memperlebar pori-pori tubuh. Belum lagi kalau gejala yang dirasakan seperti perut kembung gara-gara telat makan, kerokan jadi tidak membantu sama sekali, karena hanya dilakukan pada bagian kulit.

Baca juga:  Pemain Muda Persebata Berjuang Tanpa Bantuan Pemprov NTT: Dimana Anggaran PSSI NTT?

Mulia pun menjelaskan, sebagai pengobatan masuk angin, kerokan tidak dianjurkan dalam standar kedokteran medis. “Harus dicari dulu penyebabnya baru diberi penanganan yang sesuai. Apabila gejala masuk angin masih ada setelah beberapa hari, sebaiknya periksakan diri ke dokter,” tandasnya.

Masuk angin bisa jadi tanda penyakit lainnya

Dalam sebuah blog yang ditulis seorang dokter umum di Rengat, Provinsi Riau, yang bernama Dr. Kosasi pada 2015 lalu, berdasarkan hasil pengamatan dan pengalamannya sebagai tenaga medis, bukan penelitian yang bersifat ilmiah, penyakit masuk angin itu memang tidak ada.

Gejala atau kondisi yang sudah dijelaskan sebelumnya memang membuat seseorang merasa kalau dirinya masuk angin. Tapi menurut dr. Kosasi, kondisi atau gejala tersebut mempunyai penyebab tersendiri dan bisa jadi tanda penyakit lainnya.

Yang paling sering kita rasakan ketika masuk angin adalah demam ringan dan di saat bersamaan kita pilek. Biasanya, sih, karena terlalu lama di ruangan ber-AC atau berlama-lama di outdoor. Menurut dr. Kosasi, kondisi ini sebenarnya adalah awal dari penyakit influenza atau flu.

Baca juga:  Pemain Muda Persebata Berjuang Tanpa Bantuan Pemprov NTT: Dimana Anggaran PSSI NTT?

Sendawa yang keluar setelah ada bagian-bagian tubuh yang dipijat juga jadi tanda mengapa kita merasa masuk angin, seperti ketika memijat lengan atas atau bawah dan bagian tubuh lainnya.

“Fenomena unik ini tentu membuat kita sangat yakin bahwa kita sedang ‘masuk angin’. Apa sesungguhnya penyebab keluhan ini? Keluhan sendawa jika badan kita dipijat bisa disebabkan beberapa kemungkinan penyakit. Pertama, terjepitnya urat saraf di daerah punggung dekat tulang belikat. Lalu, kelebihan kadar lemak darah atau trigliserid (hipertrigliseridemia),” tulis dr. Kosasi dalam blognya di kompasiana.com.

Beliau pun juga menyarankan, berhubung masuk angin tidak dikenal dan tidak pernah diajarkan dalam ilmu kedokteran pada umumnya, maka para dokter perlu bertanya lebih lanjut dan detail saat berhadapan dengan pasien yang mengeluh masuk angin, ketika memeriksakan diri ke dokter.

“Informasi yang lengkap dan rinci tentang apa saja yang Anda alami, sangat berguna bagi Anda dan dokter untuk menyimpulkan apa sesungguhnya penyakit yang membuat Anda ‘masuk angin’,” tandasnya. ♦ hellosehat.com