EXPONTT.COM, KUPANG – Deputi Bidang Pengendalian Penduduk (Dalduk) BKKBN RI, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto S.Si. melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya di Kota Kupang dengan menyambangi Puskesmas Oepoi, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 4 April 2024.
Kunjungan tersebut untuk memantau langsung pelayanan Keluarga Berencana (KB) untuk para ibu-ibu di puskesmas tersebut. Dirinya juga berkunjung ke rumah keluarga risiko stunting di Keluarahan Oebufu.
Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto datang ke Puskesmas Oepoi didampingi Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN RI dan Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Dr. Dadi Ahmad Roswandi M.Si.
Dr. Bonivasius menyebut, kunjungan ke puskesmas-puskesmas merupakan kegiatan rutinnya untuk melihat langsung pelayanan KB kepada ibu-ibu dalam merencankan kelahiran.
“Tujuannya adalah bagaimana kita bisa merencanakan dengan baik kelahiran para ibu-ibu, bagaimana jarak kelahirannya dengan layanan KB,” jelasnya.
Dirinya menegaskan pelayanan KB di seluruh Indonesia tidak dipungut biaya. “Ini benar-benar gratis, tidak ada diminta untuk dibayar,” tambahnya.
Baca juga: Nyatakan Sikap, Milenial dan Keluarga Dukung Yuvensius Tukung Maju ke Pilkada Kota Kupang 2024
Bonivasius menjelaskan, pelayanan KB bisa didapatkan gratis oleh masyarakat di Puskesmas dan Rumah Sakit.
“Kalau di Puskesmas ada pelayanan IUD (Intra Uterine Device), implant dan suntik. Kalau yang jangka waktu selamanya itu tidak bisa di puskesmas karena peralatannya nggak ada,” jelasnya.
Ia menuturkan pelayanan untuk KB tidak ada setiap hari, namun di momen tertentu akan dikumpulkan sekaligus untuk dilayani.
Baca juga: Pejabat Pemprov NTT yang PHK PT SIM Harus Diperiksa
“Memang tidak setiap hari, ada momen-momen khusus untuk kita kumpulkan semuanya, seperti Hari Kartini kita selenggarakan,” imbuhnya.

Selain mengunjungi Puskesmas Oebobo, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto S.Si. mengunjungi keluarga risiko stunting atau tengkes yang beralamat di RT 41/RW 11, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo ditemani Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang dan Jajaran.
Sambil bercengkrama dengan keluarga tersebut, Bonivasius juga memberikan edukasi terkait stunting.
Dirinya mengaku, anak yang dikunjunginya memiliki risiko stunting. Untuk itu dirinya menyebut perlu adanya pendampingan minimal selama enam bulan oleh tim pendamping keluarga.
“Saat pendampingan kita cek betul asupan gizinya dan pola asuhnya,” ungkapnya.
Bonivasius menegaskan BKKBN terus berkolaborasi dengan Dinas KB dan Dinas Kesehatan di tingkat daerah untuk penurunan stunting di NTT.
“Kemarin saya juga bertemu dengan Penjabat Gubernur (NTT) dan beliau juga sangat consern, sangat peduli. Beliau turun langsung juga dengan programnya. Tidak lagi kita bicara strategi, langsung aja kita cari anak-anak stunting, ayo kita dampingi mereka,” jelasnya.
Dirinya mengucapkan terima kasih kepada Penjabat Gubernur terkait hal tersebut dan BKKBN berkomitmen untuk selalu mendukung BKKBN Perwakilan NTT. “Harapannya angka stunting di NTT turun terus,” pungkasnya.♦gor
Baca juga: Beras Jadi Pemain Utama Inflasi di NTT Selama 2023-2024