1400 Lumba-lumba Dibantai, Dunia Kecam Tradisi di Kepulauan Faroe

Grindadráp atau ‘the grind’ 12 September 2021 di Kepulauan Faroe menjadi sejarah dengan hasil perburuan terbanyak

EXPONTT.COM – Kurang lebih 1400 ekor lumba-lumba bersisi putih dibantai dan di jejerkan di Kepulauan Faroe dalam ‘tradisi’ yang berlangsung pada Minggu 12 September 2021.

Aksi mendapat protes dari para konservasionis dunia dan juga penduduk Faroe.

Sebagaimana dilansir LiveScience, Minggul, 19 September 2021 The Sea Sheperd Conservation Society menggambarkan peristiwa ini sebagai pembantaian.

Perburuan lumba-lumba merupakan tradisi kuno di Kepulauan Faroe yang merupakan wilayah otonomi yang terletak di antara Norwegia, Skotlandia dan Islandia.

Baca juga:Honda Beat versus Honda Beat di Kupang, Satu Meninggal, Polisi: Pengendara Mabuk

Tradisi yang dikenal dengan nama Grindadráp atau ‘the grind’ sudah ada sejak zaman Viking.

Di mana kebiasan konvesional ini dilakukan dengan cara menggiring paus pilot atau spesies lumba-lumba besar ke teluk, dan akhirnya ‘membantainya’ dengan tombak khusus.

Biasanya daging lumba-lumba itu akan dibagikan untuk mambantu memberi makan kepada masyarakat setempat. Meski memiliki tujuan yang positif, beberapa pihak khawatir tangkapan tahun ini terlalu berlebihan.

Baca juga:PLTS Akan Dibangun di Manggarai Barat dan Sumba

Terbesar Sepanjang Sejarah

Grindadráp atau ‘the grind’ sudah ada sejak zaman Viking

Sebagai informasi, perburuan tahun ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah ‘The Grind’, Bjarni Mikkelesen, seorang ahli biologi kelautan Faroese menyebut rekor sebelumnya tercatat pada 1940 di mana ada 1.200 pilot paus yang dibunuh.

“Perburuan ini terjadi pada 2021 di komunitas pulau Eropa yang sangat kaya dan hanya 370 kilometer jaraknya dari Inggris. Sangat keterlaluan,” tutur Rob Read, Chief Operating Officer Sea Sheperd Inggris dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, penduduk setempat menuturkan bahwa pemburu sangat meremehkan jumlah lumba-lumba. “Ini adalah sebuah kesalahan besar,” tutur Olavur Sjurdarber, Ketua Asosiasi Pemburu Ikan Paus Faroese.

Baca juga:Gubernur NTT: Empat Kabupaten di NTT Vaksinasinya Masih Rendah

Saat ini, perburuan lumba-lumba di Kepulauan Faroe merupakan hal legal kendati memerlukan izin dari otoritas setempat. Namun kejadian ini membuat para pendukung khawatir kalau akan berdampak pada praktik tersebut.

ussfeed.com