EXPONTT.COM – Warga Desa Loha, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, meminta Kepala Desa Loha untuk segera menghentikan aktifitas rencana pembangunan patung Bunda Maria di area mata air Wae lokom sebagai lokasi wisata rohani.
Permintaan tersebut dilayangkan warga lantaran pembangunan patung Bunda Maria telah membabat pohon-pohon disekitar wilayah mata air yang dikhawatirkan akan mematikan mata air Waelokom.
Mata air Waelokom telah menjadi sumber air bagi sekitar seribu warga desa tersebut dan juga mengairi kurang lebih 3 hektar sawah.
Baca juga: Oknum Pol PP Cabul di Alor Ditetapkan Jadi Tersangka, Begini Kronologinya Menurut Pelaku
Disebutkan mata air Waelokom tak pernah mati sepanjang tahun meski dimusim kering sekalipun.
Pada tahun 2019 lalu pihak desa pernah merencanakan pembangunan pasar di wilayah tersebut meski akhirnya tak berjalan, namun setelah pohon-pohon ditumbangkan untuk membuka lahan, debit air dari mata air tersebut turun, bahkan sempat mati.
Selain itu, lokasi pembangunan bukanlah tanah milik pemerintah desa setempat melainkan wilayah ulayat Kampung Handeng Gendang dangka.
Baca juga: Oknum Pol PP Cabul di Alor Ditetapkan Jadi Tersangka, Begini Kronologinya Menurut Pelaku
Pembangunan patung Bunda Maria yang menggunakan dana dari pihak ketiga itu saat ini mulai dilakukan. Pohon-pohon sudah mulai ditumbangkan untuk membuka lokasi tersebut.
Terkait hal tersebut, salah satu penerus hak ulayat Kampung Handeng Gendang dangka yang juga seorang akademisi bidang hukum, Walterius Jemaan, S.H., M.Hum, dengan tegas meminta pemerintah Desa Loha untuk menghentikan segera rencana pembangunan patung Bunda Maria di kawasan mata air Waelokom.
“Sesuai dengan hasil rapat keluarga di Kampung Handeng, tidak menerima keputusan desa untuk membangun patung Bunda Maria disitu,” ungkapnya.
Walter menyebut rencana pembangunan ini tidak melibatkan dan tidak disosialisasikan kepada seluruh warga desa dan tokoh adat setempat.
Baca juga: Mahasiswa di NTT Ditangkap Polisi, Terlibat Kasus Perdagangan Orang
“Memang ada sosialisasi hari ini (Senin, 10 Juli 2023) namun hanya mengundang 25 warga desa saja,” kata Dosen Fakultas Hukum, Universitas Karyadarma Kupang itu.
Walter menyebut, pembangunan patung Bunda Maria di mata air Waelokom akan mengancam keberlangsungan mata air akibat dari penebangan pohon demi membuka lahan pembangunan. “Keseimbangan alam hilang. Memang ada keinginan mereka menanam bambu disitu, tapi itu tidak ada jaminan,” tambahnya.
Selain itu, Walterius Jemaan menuturkan, kawasan mata air Waelokom juga bukan milik Pemerintah Desa Loha, melainkan bagian dari wilayah ulayat Kampung Handeng.
Baca juga: Kronologi Wanita Tinggalkan Suami Demi Mantan Kekasih Sehari Setelah Menikah, Ternyata..
“Desa tidak memiliki kekuatan apapun terhadap kepemilikian tanah tersebut. Siapa yang pernah menyerahkan tanah kepada desa?” tegasnya.