Gara-Gara Surat Rujukan, Bayi di Manggarai Timur Meninggal Saat Persalinan

ilustrasi bayi
ilustrasi bayi

EXPONTT.COM – Greogorius Agung (23) dan Lusia Kate (23),warga Desa Lekolembo, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), harus menerima kekecewaan usai anak pertama mereka meninggal dunia saat proses persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Borong, Kabupaten Manggarai Timur.

“Ini anak pertama kami pak,” kata Gregorius, Rabu 21 September 2022, mengutip voxtimor.

Gregorius menceritakan, awalnya dirinya membawa sang Istri ke puskesmas Waelengga untuk mendapatkan penanganan medis. Karena kurang penanganan, lalu dia meminta ke petugas Puskesmas, agar istrinya di rujuk ke RSUD Borong.

“Saya melihat penangan medis di Puskesmas Wae Lengga tidak terlalu kondusif, saya meminta kepada Puskesmas agar istri saya di rujuk ke RSUD Borong”, ungkap Gregorius.

Baca juga:Keroyok Pemuda Mabuk Hingga Meninggal Dunia, 5 Pria di Flores Timur Ditangkap Polisi

Saat itu, permintaannya disetujui oleh pihak puskesmas Waelengga untuk dirujuk ke RSUD Borong.

Gregorius mengaku, dalam perjalanan menuju ke RSUD, petugas Puskesmas Waelengga sempat memeriksa detakan jantung sang istri.

Sesampai di RSUD Borong, dia mengatakan, bahwa pihak RSUD Borong saat itu tidak langsung mengambil tindakan medis. Tindakan medis dilakukan beberapa jam kemudian.

“Kami sampai di RS, Para bidan dan dokter disana tidak menggubris, beberapa jam kemudian baru mereka memeriksa istri saya,” katanya.

Selain itu, menurut Gregorius, istrinya dipaksa melahirkan secara normal meski diketahui keadaan sang istri melemah.

Baca juga:Klarifikasi 2 Perawat di Sikka Terkait Foto dan Video Bugilnya Viral di Media Sosial

Melansir Spektrum NTT, Damas yang merupakan keluarga pasien mengatakan bahwa pasien ini rujukan dari puskesmas Waelengga. Tepat pukul 09.31 WITA pihak keluarga tiba di RSUD Borong.

Namun terkendala karena administrasi yang berkaitan dengan surat rujukan dari puskesmas Waelengga, terpaksa pasien tidak mendapatkan pertolongan pertama.

Tepat pukul 12.00 WITA pasien baru mendapatkan pelayanan dari pihak rumah sakit, sebab surat rujukan dari pihak puskesmas Waelengga baru tiba menggunakan jasa ojek.

Baca juga:Idin Saidin Kritisi Acara Bertajuk Festival Watulajar

“Kami sangat menyesal dengan sistem pelayanan dirumah sakit Lehong ini pak. Sebab pasien tiba disini tadi jam 9.30, namun baru dapat pelayanan pada jam 12.00 WITA sehingga bayinya tidak selamat”,ucapnya sembari mengusap air mata.

Lebih lanjut ia katakan bahwa saat pemeriksaan awal detak jantung bayi masih normal. Namun karena lambat dalam penanganan karena terkendala administrasi sehingga bayi tak selamat. 

Hingga saat ini, pihak Rumah Sakit Borong tak ingin mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada keluarga korban atas kejadian tersebut.

Baca juga:Tak Terima Ditegur Karena Ribut di Kelas, Siswa SMAN 9 Kota Kupang Aniaya Guru

Anggota keluarga yang lain mengaku sangat menyayangkan atas tindakan yang diambil oleh pihak RSUD Borong, dan dirinya mengaku kecewa.

“Saya kecewa sekali pak atas tindakan yang diambil pihak RSUD Borong, yang diduga mereka lakukan pemaksaan untuk melahirkan secara normal”,katanya.

Dirinya berharap Pihak RSUD Borong bertanggung jawab atas kelalian yang terjadi.

Ikuti berita dari ExpoNTT.com di Google News

Baca juga:Melaju ke Semi Final, Pelatih Persebata Sebut Pemainnya Spesialis Pinalti