Kota Kupang miliki rumah sejuta mimpi

Imakulata Bete Pendiri rumah sejuta mimpi dan tamu dari Taiwan

HALO warga Kota Kupang tahukah kalian jika di Kota Kupang ada Rumah Sejuta Mimpi? Rumah ini bukan sebuah mitos atau kisah seperti yang ada di film-film namun rumah sejuta mimpi adalah rumah yang ramah anak dan remaja. Rumah ini memberi kesempatan dan dorongan bagi anak-anak yang memiliki mimpi-mimpi besar untuk kuliah di luar negeri dengan belajar Bahasa Inggris secara gratis.
Hal ini dikisahkan oleh Aryz Lauwingbara, S. Th Calon Vikaris GMIT dan Relawan Rumah Sejuta Mimpi kepada media ini pada Minggu (19/8/2018) jam 9 pagi via Whatsapp.
Di rumah ini anak-anak selain belajar bahasa inggris, mereka juga akan belajar materi-materi yang berkaitan dengan pengembangan diri atau pengetahuan sosial dari sejumlah komunitas di Kota Kupang yang berkunjung setiap minggunya. Rumah ini terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar dan mengajar kepada anak-anak. Tujuannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui kegiatan belajar dan bermain bersama dengan anak-anak. Rumah ini juga menjadi tempat yang ramah buat anak-anak dan remaja.
Rumah Sejuta mimpi didirikan oleh Imakulata Bete yang bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Jiwa Naimata, Kupang untuk memberikan fasilitas belajar bagi anak-anak yang ingin belajar Bahasa Inggris namun memiliki kendala yakni biaya yang mahal. Tujuan utama pendirian rumah ini memberikan motivasi bagi anak-anak dan remaja untuk belajar bahasa inggris secara gratis, mendorong mereka untuk tidak takut bermimpi besar, serta mendukung mereka meraih mimpi besar tersebut.
Relawan Rumah Sejuta mimpi terdiri dari anak-anak muda Kota Kupang yang masih mengenyam pendidikan di bangku kuliah maupun yang telah menyelesaikan perkuliahan. Ada juga dosen, pekerja sosial dan anggota komunitas anak muda seperti MITRA NTT, dan Three all foundation. Saat ini jumlah relawan yang sering terlibat dan mengajar berjumlah 30 orang.
Anak-anak dan remaja yang belajar di rumah sejuta mimpi berjumlah 70 orang. Mereka adalah anak-anak yang tinggal dekat Desa Oeltua, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang. Anak-anak ini ada yang usia paud sampai kelas 3 SMP (Sekitar usia 3 sampai 15 tahun ). Selain anak-anak yang tinggal di Oeltua, anak-anak yang berjualan di Pasar Inpres Naikoten 1 juga dijemput untuk belajar di rumah sejuta mimpi ini.
Rumah sejuta mimpi berada di RT 005 RW 011, Desa Oeltua, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang. Kegiatan belajar dan bermain dilakukan pada setiap Hari Minggu pukul 15.00-17.00 WITA.

Kegiatan belajar dan bermain dengan anak usia paud dan TK

Proses belajar di rumah sejuta mimpi dimulai dengan doa. Setelah berdoa anak-anak akan belajar bahasa inggris dari para relawan yang bertugas. Metode yang dipakai adalah metode partisipatif yaitu metode yang mendorong anak juga terlibat langsung untuk mempresentasikan apa yang mereka dapat, menulis di papan dan bercerita ulang kepada teman-temannya. Setelah belajar bahasa Inggris anak-anak akan membuat permainan yang melatih kemampuan berpikir mereka disamping itu melatih komunikasi dan cara interaksi mereka kepada orang lain.
Biasanya setiap Minggu anak-anak rumah sejuta mimpi mendapat kunjungan dari komunitas-komunitas di Kupang. misalnya kunjungan dari komunitas Tenggara NTT yang memberi sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan bagaimana melindungi diri dari kekerasan seksual. Lalu komunitas Apoteker Care Kupang, Paskalis Lauko dan teman-teman yang memberi materi tentang cara membeli obat di tempat yang benar, cara menghancurkan obat yang sudah tidak dipakai, apa itu profesi Apoteker, dan bagaimana mencegah angka kematian ibu dan anak.

Aryz Lauwingbara, S. Th Calon Vikaris GMIT dan Relawan Rumah Sejuta Mimpi

Ada sejumlah materi lainnya dari komunitas-komunitas anak muda di Kupang yang datang dan memberi sosialiasi dan berbagi dengan anak-anak. Komunitas lain yang pernah bergabung di rumah sejuta mimpi yaitu komunitas LEKO Kupang, Kupang Batanam, dan Smart Learning Centre Kupang.
Yang menjadi kendala adalah rumah sejuta mimpi belum memiliki bangunan yang benar-benar nyaman bagi anak. Rumah yang dibangun sekarang keadaannya tidak terlalu baik. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar dapat memberi dorongan bagi rumah sejuta mimpi. ♦ fortiternews.com