NTT Sebagai Pintu Kerukunan Umat Beragama

Presiden Joko Widodo besalaman dengan Mrg. Petrus Turang dan tokoh agama lain pada perayaan Natal Nasional di Kupang, NTT

Natal Nasional yang berlangsung di alun – alun rumah Jabatan Gubernur NTT, Senin 28 Desember 2015  dimaknai sebagai kedaulatan Iman. Bukan saja dihadiri umat kristiani, namun juga dihadiri perwakilan dari berbagai pemeluk agama di NTT. Kebersamaan dalam perbedaan suku dan ras ini mampu menggugah rasa haru setiap insang yang hadir dalam perayaan tingkat nasional itu, bahkan banyak yang meneteskan air mata termasuk Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.
Hal tersebut tak luput dari pandangan Presiden RI, Joko Widodo, bahwa NTT adalah daerah yang aman dan memiliki toleransi antar umat sangat tinggi. “Rasa kebersamaan dan toleransinya sangat tinggi. NTT ini daerah yang aman dan mempunyai potensi. Dan NTT adalah pintu kerukunan antar umat beragama,” katanya. Sementara Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang dalam pesan Natalnya mengungkapkan, tema Natal tahun ini adalah “Hidup Bersama sebagai Satu Keluarga. “Tema yang diangkat ini didasarkan pada seruan para malaikat. Sebagai satu keluarga, tentunya diciptakan Allah dengan sumber daya yang banyak.
Selain itu, harus mampu mewujudkan hubungan yang baik dengan Allah dan sesama. Namun dalam kehidupan saat ini, hubungan ini sering retak dan putus sehingga muncul berbagai masalah seperti radikalisme, narkoba, kerusakan lingkungan alam, narkoba dan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Berbagai masalah ini membuat kehidupan tidak nyaman. Akar semua adalah cinta diri,” katanya.
Menurut dia, dengan perkembangan teknologi, umat Kristiani harus hidup arif dan sesama untuk kemaslahatan bersama. Terpanggil untuk memelihara dan merawat keberagaman. Demikian juga Pdt.Eka Dharna Putra, mengatakan umat kristiani juga mempunyai tanggung jawab untuk membangun Indonesia, sehingga Pancasila menurutnya adalah landasan yang tepat untuk membangun Indonesia. ♦ terasntt.com