Ary Widjana: Kasus DBD di Kota Kupang meningkat

dr. Ary Widjana

WARGA Kota Kupang sebaiknya perlu waspada dan rutin melaksanakan gerakan 3 M plus yakni mengubur, menguras, menutup tempat penampungan air sehingga tidak menjadi tempat penetasan nyamuk dan selalu menggunakan obat nyamuk. Pasalnya, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kupang saat ini terus meningkat. Karena itu, jika anda tidak ingin menjadi korban maka sebaiknya mulai bersikap waspada.
“Dari laporan Jumat 19 Februari 2016, kita dapati 72 kasus dengan komposisi gret 4 tidak ada, gret 3 itu 2 orang, gret 2 itu 12 orang dan sisanya gret 1. Belum ada yang sampai meninggal dunia,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Ari Widjana di gedung DPRD Kota Kupang, Senin 22 Februari 2016.
Menurut dia, posisi 72 kasus ini masih dalam garis epidemiloginya belum mengarah ke wabah. Sehingga DBD di Kota Kupang belum masuk Jeadian Luas Biasa (KLB). Walaupun belum masuk KLB namun mantan Kadis Kesehatan Kabupaten Kupang ini meminta warga agar segera ke Puskemas terdekat jika ada gejala panas mendadak, nyeri ulu hati, mual atau mau muntah segera datang ke Puskesmas untuk dilakukan tes awal.
“Kepada seluruh masyarakat, kalau ada gejala panas mendadak, nyeri ulu hati, mual atau mau muntah segera dating ke Puskesmas untuk dilakukan tes awal yang disebut rampelit test. Kalau tes awal negative berarti kita rawat penyakit yang diderita tapi kalau positif maka segera kita usul untuk dirawat karena masih pada gret 1,” jelas dr. Ary lagi.
Dokter Ari menambahkan, kasus DBD ditemukan di semua Kecamatan karena memang siklus 5 tahunan. Selain itu mobilitas warga Jawa Timur ke Kota Kupang juga merupakan indikasi lain yang menyebabkan jumlah kasus DBD meningkat. Langkah pencegahan DBD dengan tetap jalani 3 M plus yaitu mengubur, menguras, menutup tempat penampungan air sehingga tidak menjadi tempat penetasan nyamuk, penggunaan obat nyamuk. “Tahun lalu, di periode yang sama sudah 2 orang meninggal dunia. Kita pakai survey epidemologi jadi kalau sudah naik 4 kali dari jumlah yang ada saat ini baru KLB,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Demam berdarah atau demam dengue adalah penyakit akibat infeksi virus bernama dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes, khususnya Aedes aegypti betina. Nyamuk ini menularkan virus yang berada dalam air liurnya dengan cara menggigit manusia ketika di siang hari, kemudian air liur yang terdapat virus dengue menyebar ke seluruh jaringan tubuh yang mengakibatkan sel darah putih memproduksi banyak protein untuk menimbulkan gejala. Untuk mengenali gejala demam berdarah yang ringan tidak mudah, karena banyak juga jenis infeksi virus (bukan dengue) yang gejala nya hampir sama, misalnya demam atau panas selama beberapa hari. Sementara infeksi berat dari virus dengue akan menimbulkan banyak sinyal dari tubuh yang terjadi secara tiba-tiba seperti sakit kepala, nyeri otot atau sendi, dan ruam kulit (bintik merah).
Pada fase awal, penderita akan mengalami demam yang bersuhu tinggi, panas badan mencapai 40 derajat Celsius atau 104 derajat Fahrenheit. Setelah itu penderita akan merasakan sakit kepala (febrile) yang berlangsung selama 2 sampai 7 hari. Pada fase febrile ini biasanya gejala yang dirasakan pasien disertai ruam pada kulit. Pada hari pertama atau kedua ruam akan terlihat kemerahan seperti kulit yang terkena panas. Selanjutnya (pada hari ke-4 sampai ke-7) ruam menyerupai campak.
Demam tinggi yang dirasakan oleh penderita akan mereda setelah memasuki fase kritis yang berlangsung selama hingga 2 hari. Pada fase ini, cairan dapat menumpuk di dada dan abdomen akibat terjadi kebocoran kecil pada pembuluh darah. Cairan tersebut akan terus keluar yang mengakibatkan berhentinya sirkulasi darah di dalam tubuh.
Saat fase penyembuhan, cairan yang keluar akibat kebocoran pembuluh darah akan masuk kembali ke dalam aliran darah. Pasien biasanya akan pulih secara berangsur pada tahap ini, kurang lebih 2 hingga 3 hari. Pada fase ini pula tak jarang penderita kehilangan kesadaran atau kejang akibat otak yang terpasok cairan berlebih. Ada pula yang merasakan gatal-gatal parah dan detak jantung yang lemah. ♦ epo