EXPONTT.COM, KUPANG – Memanfaatkan momen hari kasih sayang sedunia yang jatuh pada 14 Februari 2023, Kupang Max Owner (KMO) berkomitmen untuk mengambil bagian dalam penanganan stunting dan inflasi di Kota Kupang.
Komitmen itu KMO tunjukan dengan bertemu langsung dengan Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh di Rumah Jabatan Walikota Kupang, Rabu 14 Februari 2023.
Dalam pertemuannya, KMO melaunching dua program yang akan dilaksanakan diantaranya, Program KMO Peduli Stunting dan Program Pengendalian Inflasi dengan gerakan 1000 Polibag.
Ketua Panitia Program Orang Tua Asuh dan Gerakan Inflasi 1000 Polibag KMO, dr. Ronald Melvianno Sp.An, mengatakan, Program KMO Peduli Stunting dipicu dari masih banyaknya komunitas dan masyarakat yang belum memberikan banyak perhatian kepada anak-anak stunting.
Baca juga: Pedagang Pasar Minta Gubernur NTT Tertibkan Penjual Daging di Pinggir Jalan
“Masalah stunting adalah masalah kualitas manusia dimasa depan, semua anak-anak di Kota Kupang adalah masa depan kita, jangan sampai kalah dengan yang lain,” kata dr. Ronald.
“Di momen hari kasih sayang sedunia ini kami melaunching dua program, untuk itu kami beraudensi dengan Penjabat Wali Kota untuk memantapkan sinergitas kita,” tambahnya.
Dengan terlibatnya KMO dalam penanganan stunting di Kota Kupang, dr. Ronald berharap semua komunitas motor dan masyarakat bisa ikut terlibat dengan program serupa.
“Kalau gerakan kita masive tentu angka stunting di Kota Kupang bisa kita tekan,” kata dokter yang bertuga RS S.K. Lerik itu.
Baca juga: Program Jonas Salean Menurut Kesan Warga Kota Kupang Sangat Membantu
Selain ikut terlibat dalam penanganan stunting, KMO juga melaunching gerakan 1000 polibag sebagai bentuk kepedulian KMO dalam menangani inflasi di Kota Kupang.
“Kebetulan ada anggota yang juga dosen di jurusan pertanian, jadi kita berdayakan untuk program ini dan juga untuk mendukung program urban farming yang dicanangkan Penjabat Wali Kota Kupang,” ungkap Melvianno.
Sebanyak 1000 polibag akan ditanami tanaman produktif seperti cabai dan lainnya. “Kalau banyak yang juga melakukan ini, saya pikir bisa saja kita tak perlu masukan cabai dari luar daerah,” tambahnya.
dr. Ronald menjelaskan, program-program KMO tak pernah lepas dari isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat, termasuk masalah inflasi dan stunting.
“Kita mau merubah stigma dimasyarakat bahwa klub motor itu arogan bukan gaya-gayaan tapi juga berguna bagi masyarakat dan benar-benar peduli dengan lingkungan,” pungkasnya.♦gor
Ikuti berita dari EXPONTT.com di Google News
Baca juga: Pedagang Daging Babi di Pinggir Jalan Menjamur, DPRD Kota Kupang: Penegakan Perda Lemah