Puluhan Lulusan SD di Kota Kupang Tidak Bisa Baca Tulis, George Hadjoh: Kepsek-nya Ganti Saja

Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh / foto: Gorby Rumung

EXPONTT.COM, KUPANG – Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh meminta kepala dari Sekolah Dasar (SD) yang menghasilkan lulusan yang tidak bisa baca tulis untuk diganti.

Hal tersebut ia sampaikan menanggapi ditemukannya puluhan siswa di SMPN 11 Kupang kelas VII yang baru masuk dalam penerimaaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024 tidak bisa membaca dan menulis.

“Itu salah guru, kepala sekolah-nya diganti aja,” kata George Hadjoh, Selasa, 8 Agustus 2023.

Baca juga: Miris, Puluhan Siswa SMP di Kota Kupang Tidak Bisa Baca Tulis

Diketahui sebanyak 30 siswa kelas VII di SMPN 11 Kupang yang merupakan siswa baru tidak bisa membaca dan menulis.

Kepala SMPN 11 Kupang, Warmansyah menyebut, SD Inpres Liliba dan SD Inpres Naimata menjadi dua sekolah yang menyumbang anak dengan kemampuan literasi rendah terbanyak di SMPN 11 Kupang di penerimanaan siswa/siswi baru pada tahun ajaran 2023/2024, dengan masing-masing 11 anak.

Dirinya menyebut anak-anak tersebut diketahui memiliki kemampuan baca tulis yang rendah dari hasil diagnostik awal yang dilakukan sekolah.

Baca juga: OJK NTT Temukan Kongkalikong Kredit Fiktif PT. Budimas Pundinusa Senilai 100 M Yang Ditake Over Bank NTT

Diagnotik awal dilakukan sekolah dengan tes sederhana terkait literasi dan numerasi. “Ada satu bacaan sederhana dan untuk numerasi ada lima soal, hanya kurang, tambah, kali, bagi,” katanya

Kepala SD Inpres Liliba, Yohanes Tukan, mengatakan lulusan dari sekolahnya yang tidak bisa baca tulis disebabkan sekolah online karena covid-19.

“Dampak covid itu sangat kami rasakan dalam perkembangan anak-anak ini,” sebutnya.

Baca juga: Warga Desa Sanggaroro Nangapanda Keluhkan PT.Novita Karya Taga Porakporandakan Desa Dengan Kegiatan Tambang

Dirinya mengaku sekolah online yang dijalankan di SD Inpres Liliba tidak berjalan baik karena kemampuan orang tua yang berasal dari keluarga menengah ke bawah.

“Kita lihat bagaimana orang tua harus fight untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan sekolah online,” katanya.♦gor

Baca juga: Cegah Rabies Meluas Di Kota Kupang, Anjing Tidak Dikandangkan Akan Ditembak Mati