Pemkot Klaim Stunting di Kota Kupang Turun 17,2 Persen

Ilustrasi Stunting / jawapos

EXPONTT.COM, KUPANG – Angka kasus stunting (tengkes) di Kota Kupang mengalami penurunan menjadi 17,2 Persen.

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Kupang, dari hasil bulan timbang yang dilaksanakan pada Agustus 2023, angka stunting mengalami penurunan sebesar 1,8 persen jika dibandingkan dengan hasil bulan timbang pada Februari 2023 lalu yang mencatat angka stunting 19 persen.

Penurunan tersebut didapatkan dari hasil penimbangan kurang lebih 25 ribu balita di Kota Kupang pada bulan timbang Agustus 2023.

Baca juga: Harapan pada pak Ayodhia Kalake atas Kinerja Bank NTT

Pada bulan timbang Februari 2023 lalu, tercatat terdapat 4.543 balita stunting di Kota Kupang.

Baca juga:  The Palace Jeweler Resmi Hadir di Lippo Plaza Kupang, Tempatnya Perhiasan Standar Internasional

Dengan penurunan 1,8 persen, saat ini masih terdapat kurang lebih 4.000 balita tengkes.

“Turunnya 500-an balita yang sudah keluar dari stunting,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati, Jumat, 8 September 2023.

Baca juga: Kepala Kanwil Kemenkumham NTT Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis Jelang Pemilu 2024

Ia menyebut penurunan juga terjadi pada kelahiran bayi stunting.”Tidak sampai 10 persen bayi yang lahir stunting,” ungkap Retno.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati / Foto: Gorby Rumung
Baca juga:  Garam Produksi Sabu Raijua Jadi Buruan Pemerintah Timor Leste

Penurunan balita stunting dan kelahiran bayi stunting di Kota Kupang, lanjut drg. Retno merupakan hasil dari pemberian makanan tambahan (PMT) pangan lokal dan intervensi asupan gizi terhadap ibu hamil yang dilaksanakan Pemerintah Kota Kupang di tahun 2023.

Selain itu, gerakan kolaborasi antara pemerintah dan masyrarakat melalui program orang tua asuh juga mempengaruhi penurunan tengkes di Kota Kupang.

Baca juga: Rakerda ke-II PHRI NTT Segera Digelar, Owner Hotel dan Restoran Diajak Bergabung

Dirinya berharap adanya kerja sama yang terus ditingkatkan antara orang tua dan kader posyandu.

“Diharapkan pemberian PMT dan susu itu sesuai ketentuan, karena sudah ada standar pemberian. Misalnya pemberian perkedel daging dua satu diberikan ke kakaknya ya pasti nggak berhasil (penanganan stunting), karena kebutuhan protein tetap kurang. Jadi harus koopertif antara kader posyandu dan orang tua yang memiliki balita,” ungkap drg. Retno.

Baca juga:  Dinas Sosial Provinsi NTT Pastikan Warga Terdampak Bencana Hidrologi Dapat Bantuan

Pemberian PMT kepada balita dan asupan bagi ibu hamil oleh Pemkot Kupang sesuai dengan petunjuk teknis oleh Kementerian Kesehatan yang berlaku di seluruh Indonesia demi penurunan stunting yang menjadi salah satu fokus Presiden Indonesia, Jokowi.♦gor

Baca juga: Jumlah SDM Terbatas, Kepala Kanwil Kemenkumham NTT Apresiasi Pelayanan Keimigrasian di PLBN Motaain