EXPONTT.COM, KUPANG – Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi satu dari lima lokasi Pilot Project implementasi Teknologi Wolbachia yang dicanangkan Kementerian Kesehatan dalam rangka penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Acara launching implementasi Wolbachia di Kota Kupang dilakukan langsung oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin di depan Kantor Camat Oebobo, Kota Kupang, Selasa, 24 Oktober 2023 pagi.
Lima daerah yang menjadi lokasi pilot project implementasi Wolbachia adalah, Kota Kupang, Bontang, Bandung, Semarang dan Bali.
Baca juga: Film Woman From Rote Island Tembus Busan Internasional Film Festival
Budi menyebut daerah perkotaan dipilih sebagai pilot project karena memiliki angka kesakitan DBD yang tinggi.
“Biasanya daerah dengan demam berdarah di daerah perkotaan, jadi program Wolbachia diperuntukan untuk kota-kota besar,” ungkapnya saat diwawancarai usai acara.
Nantinya, lanjut Menkes, jika pilot project ini berhasil, akan dilanjutkan dan disebarkan ke kota-kota lain di Indonesia.
Baca juga: Laba Bank NTT September 2023 Terjun Bebas
Sementara itu, Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake, menyebut, Pemerintah Provinsi NTT akan mendukung penuh program Kemenkes yang telah memberikan perhatian kepada NTT.
“Namun yang penting peran serta masyarakat untuk keberhasilan program prioritas ini. Kota Kupang jadi salah satu dari lima kota di Indonesia,” pungkasnya.
Untuk diketahui teknologi Wolbachia menggunakan bakteri alamiah tanpa ada rekayasa genetik. Wolbachia tidak menyebabkan mutasi virus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi lebih ganas. Wolbachia justru menghambat perkembangan virus di tubuh nyamuk.
Wolbachia – nyamuk aman cegah DBD merupakan pelengkap dari program pengendalian DBD yang sudah berjalan di Kota Kupang seperti pemberantasan sarang nyamuk, 3M Plus dan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati, mengatakan, pilot project implementasi tecnologi Wolbachia akan dilakasanakan di Kecamatan Oebobo yang dalam tiga tahun terakhir tercaatat terdapat 100 kasus DBD.
Kota Kupang mendapatkan 2.615 ember yang masing-masing berisi 150 hingga 200 telur nyamuk yang akan disebar ke-7 kelurahan di Kecamatan Oebobo dengan penyebaran sesuai dengan luas wilayah kelurahan.
Kelurahan Fatululi 314 ember, Kayu Putih 324 ember, Liliba 784 ember, Oebobo 335 ember, Oebufu 468 ember, Oetete 140 ember, Tuak Daun Merah 252 ember. Penyebaran ember akan dilakukan pada 1 November mendatang.
“Target diatas 80 persen telur yang menetas,” tambah drg. Retnowati.
Lebih lanjut, drg. Retno mengungkapkan dampak dari implementasi Wolbachia akan terasa di enam bulan di siklus pertama perkembangan nyamuk.
“Nanti saat nyamuk mulai banyak jangan dibunuh, disemprot dengan obat nyamuk juga jangan, memang digigit akan gatal tapi tidak akan menularkan virus dengue,” pungkasnya.♦gor
Baca juga: Motor Tabrak Truk di Jalan Timor Raya Kupang, Dua Pemuda Tewas di Tempat