Pedagang Eceran Biang Kerok Kelangkaan Minyak Tanah di Kota Kupang

Ilustrasi minyak tanah habis / foto: istimewa

EXPONTT.COM, KUPANG – Kelangkaan minyak tanah kembali menjadi persoalan di Kota Kupang dalam beberapa waktu belakangan ini. Sejumlah warga mengeluhkan adanya kelangkaan minyak tanah untuk kebutuhan sehari-hari.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kupang, Alfred Lakabela, mengatakan, kuota minyak tanah dari Pertamina melalui distributor ke pangkalan-pangkalan minyak tanah di Kota kupang masih dengan jumlah yang sama.

Menurutnya, kelangkaan minyak tanah terjadi karena adanya pedagang pengecer yang mendapat minyak tanah lebih banyak dari masyarakat yang menjadi sasaran BBM bersubsidi. Seharusnya pangkalan melayani konsumen yang berhak mendapatkan minyak tanah bersubsidi tersebut sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp.4 ribu.

“Pembelian banyak dan dijual lagi, inilah yang sebabkan harga naik. Minyak tanah bersubsidi ini hanya untuk rumah tangga, bukan untuk kelompok bisnis atau usaha,” kata Alfred, Selasa, 17 September 2024.

Baca juga:  Ikhsan Darwis Soroti Persoalan Sampah dan Banjir di Kelurahan Oesapa

Salah seorang pemilik pangkalan minyak tanah di Kelurahan Kolhua yang enggan disebutkan namanya, mengaku, sebenarnya tidak suka menjual kepada pembeli yang datang dengan membawa jerigen yang banyak, hal itu karena, akan ada warga yang tidak kebagian minyak tanah.

Meski begitu, lanjutnya, ada waktu-waktu tertentu dimana minyak tanah tidak habis jelang jadwal truk tangki distributor datang ke pangkalan. Saat itulah dirinya menjual kepada orang yang datang dengan jerigen yang banyak. “Kami cuma untung Rp.100 ribu satu drum, kalau tidak habis dalam satu minggu ya kita rugi,” ujarnya.

Baca juga:  The Palace Jeweler Resmi Hadir di Lippo Plaza Kupang, Tempatnya Perhiasan Standar Internasional

Dari penelusuran ExpoNTT.com, sejumlah pedagang eceran atau pengecer memiliki cara masing-masing untuk mendapatkan minyak tanah dengan jumlah besar.

Di Kelurahan Kolhua misalnya, pedagang eceran mengutus sejumlah orang dengan membawa masing-masing dua jerigen untuk pergi membeli di sejumlah pangkalan minyak tanah. Ada pula yang datang dengan memaksa untuk membeli dengan jumlah banyak.

Hal ini memungkinkan sang pengecer mendapat minyak tanah dalam jumlah yang banyak untuk dijulal kembali.

Pedagang eceran dapat meraup untung besar dengan menjual per 1,5 liter atau satu botol air mineral ukuran besar seharga Rp.15 ribu. Harga ini memiliki selisih yang sangat jauh dengan harga di pangkalan, Rp.4 ribu per liter.

Baca juga:  Wilayah NTT Diprediksi Dilanda Angin Kencang 2 Hari ke Depan

Ada juga pangkalan nakal yang memang lebih suka menjual ke pengecer untuk berbagi keuntungan yang besar.

Diketahui, saat ini hampir seluruh pangkalan di Kota Kupang mendapat dua drum atau 400 liter minyak tanah dari distributor minyak tanah setiap pekan. Dengan menjual seharga Rp.4 ribu per liter, rata-rata keuntungan yang didapat dari penjulan minyak tanah oleh pangkalan sebesar Rp.200 ribu.

Menanggapi kelangkaan saat ini, Penjabat Wali Kota, Linus Lusi telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk penambahan kuota ke pangkalan-pangkalan. Sejak Senin, 16 September 2024, setiap pangkalan minyak tanah mendapat masing-masing tambahan satu drum minyak tanah atau menjadi 3 drum per pekan.♦gor