Jumat Agung Inti dari Perayaan Paskah, Tak Ada Kebangkitan Mulia Tanpa Kematian

Pater Cyrilus Eko saat memimpin ibadah Jumat Agung di Paroki St. Fransiskus Asisi Kolhua, Jumat, 18 April 2025 / foto: Gorby Rumung

“Jumat Agung merupakan Inti dari Perayaan Paskah, Tak Ada Kebangkitan Mulia Tanpa Kematian”

EXPONTT.COM, KUPANG – Demikian disampaikan Pater Cyrilus Eko dalam homilinya saat memimpin ibadah Jumat Agung di Paroki Santo Fransiskus Asisi BTN Kolhua, Kota Kupang, Jumat, 18 April 2025.

Pater Cyrilus menekankan Jumat Agung merupakan perayaan untuk mengenang perjalanan sengsara dan kematian Yesus.

“Tanpa kematian Yesus Kristus di Jumat Agung, tidak mungkin ada kebangkitan yang mulia. Hari ini disebut Jumat Agung karena merupakan puncak pelayanan Yesus di dunia. Disebut agung dan paling mulia, karena pelayanan Yesus adalah kasih,” ujarnya.

Baca juga:  Wakil Wali Kota Kupang Lepas 187 Jamaah Haji 2025

Yesus dengan rela pergi ke Yerusalem, meskipun Ia tahu Ia akan mati. Dia disambut dan dieluk-elukan di Yerusalem, lalu berbalik diolok, dihina bahkan diludahi. Meski begitu, Yesus tetap rela mati di kayu salib karena ketaatan kepada BapaNya.

“Tidak hanya karena taat kepada kehendak Allah, kerelaan Yesus untuk mati di kayu salib juga sebab kasihNya yang besar kepada kita umat manusia. Karena kasih maka Ia taat dan karena kasih dan ketaatan Ia rela mati di kayu salib. Tidak ada kasih yang lebih berkuasa selain kasih Yesus yang disalib,” terangnya.

Baca juga:  Jane Natalia Suryanto Dorong Warga TTU Mandiri Ekonomi, Salurkan Puluhan Anakan Babi

Pater Cyrilus Eko juga mengajak umat untuk memaknai kematian Yesus dengan memberi diri tanpa batas. Memikul salib dan mengasihi salib kita sendiri.

“Kita diajak untuk saling memikul salib dan bahkan salib saudara kita yang membutuhkan. Jangan berharap pada kasih manusia, berharaplah pada kasihNya, karena kasihNya tidak akan pernah berubah dan kekal selama-lamanya,” pungkasnya.

Baca juga:  Gubernur NTT Sebut PT. Jamkrida BUMD yang Berhasil dan Berkinerja Positif

Umat Paroki St. Fransiskus Asisi Kolhua, Kota Kupang melakukan prosesi cium salib sebagai simbol penghormatan dan mengenang sengsara dan kematian Yesus / foto: Gorby Rumung

Dalam perayaan Jumat Agung, umat Katolik mengenang sengsara dan wafat Yesus. Dalam prosesi ibadah Jumat Agung, umat mengenang kematian Yesus dengan mencium salib sebagai tanda penghormatan tertinggi bagi Yesus yang telah wafat di kayu salib untuk menebus dosa manusia.♦gor