Sabtu Suci di Paroki St Fransiskus Asisi Kolhua, “Paskah Bukan Hanya Batu yang terguling dan Kubur yang Kosong”

Perayaan Sabtu Suci di Paroki St. Fransiskus Asisi Kolhua, Sabtu, 19 April 2025 / foto: Gorby Rumung

EXPONTT.COM, KUPANG – Paroki Santo Fransiskus Asisi Kolhua merayakan Sabtu Suci di Tri Hari Suci Paskah 2025, Sabtu, 19 April 2025.

Misa yang dipimpin Rm. Konradus Takene dibuka dengan Upacara Cahaya di Aula Paroki Santo Fransiskus Asisi dengan pemberkatan lilin. Setelahnya dilakukan perarakan Lilin Paskah memasuki ke dalam gereja dan dilanjutkan dengan Pujian Paskah atau Exultet dan Liturgi Sabda.

Bacaan pertama dan kedua dari Kitab Kejadian yang mengisahkan kembali penciptaaan bumi serta isinya selama tujuh hari dan juga penciptaan manusia pertama.

Bacaan ketiga dari Kitab Keluaran 14:15-15:1; Bacaan keempat Yesaya 55:1-11;Bacaan kelima Epistola Roma 6:3-11;

Bacaan injil, Lukas 24:1-12, yang menceritakan kembali
Maria Magdalena, Yohana dan Maria ibunda Yakobus serta wanita-wanita lain yang membawa rempah untuk merawat jasad Yesus yang hendak ke kubur Yesus mendapati kuburan yang sudah kosong setelah tiga hari dikuburkan.

Baca juga:  Wakil Wali Kota Kupang Lepas 187 Jamaah Haji 2025

Jasad Yesus menghilang, pintu batu yang menutup kubur sudah berpindah. Mereka mendapati dua orang dengan pakaian berkilau-kilau di dalam kubur dan berkata: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.”

Dalam homilinya, Rm. Konradus, mengatakan Paskah bukan hanya sekedar kisah batu kubur yang terguling dan kuburan Yesus yang kosong, namun lebih dari itu, Yesus yang telah bangkit mengajak kita untuk melangkah melewati masa lalu dengan membawa suka cita Paskah yang penuh transformasi diri dalam sikap tobat dan saling mengampuni.

Baca juga:  Upacara Harkitnas ke-117 di Kota Kupang, Serena Francis Ajak ASN Teruskan Semangat Pendahulu

“Paskah bukan semata kisah batu yang terguling dan makam yang kosong. Paskah adalah kisah cinta yang tak pernah lelah menunggu fajar,” ungkapnya.

Rm. Konradus juga mengatakan Paskah hadir bukan sebagai ritual tapi sebagai revolusi yang berduri.

“Wanita-wanita pembawa rempah pembawa kabar sukacita kini hadir dalam rupa yang lain; para ibu dan ayah yang meperjuangkan keadilan hidup bagi anak-anaknya, para guru yang mengajarkan nilai-nilai tentang hidup, para tenaga medis yang memperjuangkan hidup manusia dan para aktivis yang menggugat sistem yang tidak benar. Mereka adalah saksi baru dari kebangkitan yang tidak terucap dalam doktrin tapi terlihat dalam tindakan nyata,” ujarnya.

Baca juga:  Upacara Harkitnas ke-117 di Kota Kupang, Serena Francis Ajak ASN Teruskan Semangat Pendahulu

Paskah 2025, lanjut Rm. Konradus, memanggil semua umat hanya pada iman tetapi juga untuk berani menhidupi “Kasih” secara radikal.

“Kebebasan yang dibawa oleh Kristus bukanlah kebebasan yang liar, tapi kebebasan yang bertanggungjawab untuk berdiri bagi mereka yang dibungkam, untuk menyuarakan yang benar ketika sunyi lebih aman, untuk menjadi lilin yang kecil dalam dunia yang gelap ini,”

Dirinya meminta umat tak hanya menjadikan Paskah sebagai perayaan mengenang kebangkitan Kristus namun sebagai undangan untuk ikut membangun dunia yang lebih baik dengan cinta kasih.

“Paskah merupakan kabar sukacita yang mengundang kita untuk membangun dunia ini lebih baik, membangun dunia yang lebih manusiawi, lebih penuh cinta dan kedamaian,” pungkasnya.♦gor