IKADA Bakal Gelar Tinju Adat dan Adu Pantun, Dapat Dukungan Wali Kota Kupang

IKADA Kota Kupang bersama Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo / foto: ist

EXPONTT.COM, KUPANG – Ikatan Keluarga Daerah Ngada (IKADA) Kota Kupang akan menggelar Pentas Budaya tinju adat atau Sagi serta pertunjukan adu pantun dan caci atau Larik di Taman Budaya Kupang, pada 31 Agustus 2025 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Ketua IKADA Kota Kupang, Siprianus Radho, saat beraudiens dengan Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, Kamis, 31 Juli 2025.

Dirinya menyampaikan, kegiatan ini merupakan kerinduan lama warga Ngada yang kini tersebar di berbagai wilayah Kota Kupang. Selain sebagai ajang silaturahmi, kegiatan ini juga menjadi sarana memperkenalkan kekayaan budaya Ngada kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.

Baca juga:  NTT Jadi Tuan Rumah IPACS 2025, Diikuti 17 Negara

Pentas budaya ini akan menampilkan dua warisan budaya unik dari Kabupaten Ngada, yaitu Sagi, tinju adat dari subetnis Soa, dan Larik, pertunjukan adu pantun dan caci khas sub etnis Riung.

Keduanya merupakan bagian penting dari tradisi masyarakat Ngada yang sarat nilai-nilai keberanian, persaudaraan, dan spiritualitas.

Baca juga:  Pendidikan Merata, SDM Unggul, Kota Kupang Maju

“Kami ingin menunjukkan bahwa budaya Ngada itu kaya, inklusif, dan bisa menjadi jembatan harmoni lintas agama dan suku di Kota Kupang,” kata Sipri.

Menurutnya keterlibatan berbagai unsur dalam acara ini pun menjadi daya tarik tersendiri. Sipri menyebutkan bahwa unsur lintas agama akan turut dilibatkan secara aktif, termasuk dalam sesi doa bersama dan pentas budaya.

Sementara itu, dr. Christian Widodo menyatakan dukungannya terkait rencana gelara Sagi dan Larik yang diinisiasi IKADA Kota Kupang.

Baca juga:  Kota Kupang Raih Penghargaan “Cita Daerah Damai dan Inklusif”

Dalam kesempatan itu, Wali Kota menyampaikan apresiasi atas semangat pelestarian budaya yang digagas oleh masyarakat Ngada yang bermukim di Kota Kupang.

“Saya senang dan sangat mendukung kegiatan ini. Budaya adalah kekayaan tak ternilai. Ketika kita merawatnya bersama, kita sedang membangun jati diri dan mempererat tali persaudaraan lintas etnis. Ini bukan sekadar hiburan, ini bagian dari pendidikan budaya dan karakter. Mari kita ramaikan dan rayakan keberagaman ini,” ajak dr. Christian Widodo.(*)