MEMPERINGATI HUT PMI ke-72 tanggal 17 September tahun ini, Palang Merah Indonesia (PMI) NTT menggelar pelatihan dasar pertolongan pertama bagi awak media, baik itu media cetak, elektronik maupun online di NTT. Puluhan pekerja pers, akhir pekan kemarin ikut ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung selama 8 jam di markas PMI NTT di Walikota Kupang.
Ketua PMI NTT, Guido Fulbertus dalam sambutannya mengatakan, pelatihan ini bertujuan agar pekerja media memiliki pengetahuan dasar dalam memberikan pertolongan pertama jika menemukan warga yang terkena musibah saat melakukan peliputan. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan menjalin kerjasama dengan insan pers. “Kegiatan pelatihan ini bertujuan menjalin kemitraan dengan Media, desiminasi kegiatan PMI dan publikasi bagi masyarakat tentang kegiatan PMI khususnya tentang pertolongan pertama. Pertolongan pertama ini sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan kita,” kata Guido.
Dalam melaksanakan berbagai kegiatan, kata Guido, PMI NTT juga mendapat dukungan dari PMI Amerika, Australia, Belanda dan nanti didukung PMI New Zeland.
“Kegiatan sekarang yang sedang berjalan berkat dukungan dari PMI Australia adalah penanggulangan bencana berbasis masyarakat, program kesehatan dan program perlindungan anak. PMI Amerika mendukung PMI NTT dalam kegiatan mengatasi masalah air. Yang baru kami lakukan adalah 3 sumur di Belu, 5 sumur di Alor, 3 sumur di Sikka, 2 sumur di Rote dan 1 sumur di Kota Kupang. Hasil yang dicapai cukup baik sehingga PMI Amerika berencana, kedutaan Amerika akan melihat program dukungan mereka di Belu.” papar Guido.
Sementara itu staf devisi pelayanan PMI NTT, Florent Goncalves Araujo yang tampil sebagai instruktur dalam pelatihan kali ini menjelaskan, pertolongan ertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera yang memerlukan penanganan medis dasar.
Medis dasar, jelas Florent, tindakan pertolongan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang awam atau awam terlatih. Sedangkan pelaku pertolongan pertama yakni penolong yang pertama berada di lokasi kejadian, memiliki kemampuan dan terlatih dalam tindakan penanganan medis dasar. “Tugas pertolongan pertama yaitu menyelamatkan jiwa, mencegah cacat, memberikan rasa nyaman dan menunjang upaya penyembuhan,” kata Florent.
Dijelaskan, pertolongan pertama tidak boleh serta merta langsung memberikan pertolongan kepada penderita walaupun dia merupakan orang pertama yang berada di lokasi kejadian. “Penolong pertolongan pertama harus terlebih dahulu meminta ijin kepada korban atau keluarga korban sebelum melakukan pertolongan pertama dan memperkenalkan diri terlebih dahulu,” jelas Florent lagi. Dia menambahkan, kualifikasi pertolongan pertama antara lain jujur dan bertanggung jawab, bersikap professional, matang secara emosi, mampu bersosialisasi, kondisi fisik baik dan percaya diri. Dalam pelatihan ini, selain teori juga dipraktekkan cara memberikan pertolongan pertama dan tes tertulis yang diikuti semua peserta. ♦ epo