WALIKOTA Kupang Jefri Riwu Kora, Jumat 19 Januari 2018 melakukan pantauan ke pantai Kupang. Walikota berbincang banyak masalah pembangunan pantai agar lebih ramah dan terbuka bagi masyarakat umum. Kata Jefri Riwu Kore, dalam mendukung pembangunan disuatu daerah perlunya kajian yang mendalam serta berdampak pada kebutuhan masyarakat. Diera genjarnya pembangunan infrastruktur dan pariwisata disebuah daerah tentu memiliki dampak positif bagi daerah dan masyarakat. Namun harus sesuai aturan. Terutama nilai estetika dari pembangunan tersebut. Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten atau pun kota saat ini adalah mencegah pemanfaatan ruang sempadan pantai untuk keperluan pribadi yang seharusnya untuk kepentingan umum. Karena Pantai adalah milik semua orang, oleh sebab itu harus dicegah pemanfaatan yang eksklusif untuk kepentingan pribadi dengan membuat pagar atau bangunan yang langsung berada di pinggir pantai.
Tepat pada Jumat, 19 Januari 2018, Wali Kota Kupang melakukan kunjungan ke pantai belakang hotel M, kelurahan Kelapa Lima, yang disiarkan secara langsung lewat akun fanpage Facebook pribadinya (Jefri Riwu Kore / Jeriko). Dan ada beberapa foto yang sempat di-posting dari hasil kunjungan tersebut dengan Caption. “Kunjungan melihat Jalan pantai yang “Buntu” karena di halangi hotel “M Hotel” …sangat merugikan estetika pantai dan merugikan masyarakat kota yang ingin jalan jalan di pantai … masalah ini harus diselesaikan segera !!”.
Postingan tersebut pun mengundang para WargaNet berkomentar mendukung langkah wali Kota Kupang yang semakin dikenal dengan walikota sidak ini.
Akun Facebook Beny Mauko berkomentar “Dukung full. Mantap BP wali” Akun Facebook atas nama Dessi Abatan, memberikan komentar “Kota kupang punya banyak pesisir pantai tp sayang sudah susah untuk menikmati alam terbuka ini, apalagi bnyak bangunnan yg sdh menguasainya, semoga bapak bisa membuat terobosan baru buat kami agar bs menikmati kembali tanpa harus membayar karcis masuk, GB.”
Akun Linda Nona Dimu berkomentar, “Harusnya blusukan kyk begini emang, soalnya banyak pengusaha nakal yg suka klaim pesisir pantai sbgai milik sendiri dan mengambil keuntungan berlipat2 padahal pesisir pantai itu untuk semua org, bisa contohi bali pembangunan gedungnya di lakukan dari sisi lain jalan yg tidak menghalangi pantai, jadi siapapun bisa menikmati pantai tanpa harus tertutup bangunan2 yg hanya merusak estetika.
Membangun boleh tp bukan berarti harus merusak ekosistem yg ada, semangat pak jeriko, banyak tatanan kota yg harus di tata ulang, saya dukung revolusi2 bapak “.
Dan Masi banyak lagi netizen atau WargaNet yang ikut berkomentar, tak selang berapa lama wali Kota Kupang pun ikut menjawab pertanyaan dan dukungan WargaNet tersebut dengan memberikan komentar. “Heran sekali.. gampangnya orang menutupi jalan.. tanpa rasa bersalah..” komentar pertama Jefri Riwu Kore atau yang lebih akrab di sapa Jeriko. Karena banyak masukan dan tanggapan WargaNet, Jeriko pun kembali berkomentar “Kalau kita tidak ambil kembali teluk kupang mungkin akan lebih sulit masyarakat mau lihat pantai.. kalau kita hanya pikir uang..maka dengan mudah mata dan hati kita tertutup dan sudah mau tau dengan orang kian..maka kita harus lawan.. hrs bela kepentingan masyarakat.. bukan buat kepentingan kantong kita.” ♦ ayananews.com