Opini  

Papua – Ntt Menjadi Saudara Dalam Semangat Kasih Dan Kerendahan Hati

Oleh : Lukas Lile Masan

TINDAKAN tak terpuji oleh organisasi masyarakat atau Ormas Garda Flobamora dan Garuda menui kecaman dari berbagai kalangan. Kerukunan masyarakat Flobamora atau NTT Propinsi Papua Tengah, di kediaman Ketua Kerukunan Flobamora Papua Tengah Dhoga Mikael secara tegas menyampaikan permohonan maaf atas tindakan yang dilakukan masyarakat NTT terhadap anak-anak mahasiswa di kupang tanggal 01 Desember 2023 kemarin, dan meminta Kapolda NTT untuk segera mengambil langkah dan menindaklanjuti pelaku yang bersangkutan. Sikap yang sama dilakukan oleh pengurus IKF Propinsi Papua, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat, dan Papua Barat Daya. Sikap yang sama datang dari berbagai kelompok dan kalangan di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melalui ketua DPC Jhon Klau mengutuk keras peristiwa tersebut. Bahwa kelompok Ormas Garda Flobamora dan Garuda tersebut telah melanggar dan melecehkan nilai kebebasan berpendapat di depan umum. Hal ini terlihat jelas dari upaya pemberhentian aksi tersebut dengan cara memukul dan menganiaya masa aksi. Dan ini bukan baru sekali tetapi berkali kali dengan korban yang sama.
Tindakan oleh orang yang sama dengan obyek korban dan sasaran yang sama sejatinya mau memberikan singnal adanya sikap antipati dari kelompok tersebut yang pikirannya telah diracuni oleh doktrin sesat tak manusiawi oleh pihak yang menaungi dan mendampinginya. Ada dugaan bahwa ormas tersebut diboncengi oleh pihak-pihak tertentu yang ogah mendengar dan melihat orang asli papua angkat bicara memperjuangkan hak-haknya diatas tanah mereka sendiri. Dimanapun Orang Asli Papua berada di atas tanah Republik ini, mereka berhak menyuarakan hak – haknya yang selama ini dieleminir dan diamputasi oleh kekuasaan yang berbasis di Jakarta. Siapa yang menjadi bapa dan inang pengasuh dari kedua ormas tersebut, semuanya akan terkuak di proses hukum para pelaku dari kedua ormas tersebut. Jika saja proses hukum tidak memenuhi asas keadilan, maka pastinya pihak-pihak yang berada dibalik proses hukum mulai dari penyidikan, persidangan dan vonis terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kasus ini. Ketika oknum pelaku di biarkan bebas dan kedua ormas tersebut dibiarkan tetap eksis maka dalang-dalang kasus ada disekitar proses hukum tersebut. Asumsi seperti ini lahir dari sebuah pola pemikiran dan pemahaman yang bersifat alami. Asli dan natural.
Hidup dalam persatuan dan kebersamaan dari sebuah realitas perbedaan yang sangat kental merupakan budaya bangsa yang diwariskan oleh leluhur bangsa ini dan digariskan dalam UUD 1945 dan Panca Sila. Karena itu sikap toleransi, saling menghargai dan merajut kebersamaan yang dilandasi sikap kasih dan kerendahan hati harusnya menjadi keutamaan.
Bahwa masyarakat NTT bukanlah sebuah wilayah tertutup. NTT merupakan sebuah wilayah terbuka sejak jaman purbakala. Maka tak heran di NTT ada kelompok yang disebut sebagai orang Sina Jawa yang berasal dari kawasan barat Indonesia dan yang lain menyebut dirinya sebagai orang Seram Goran dari kawasan Timur Indonesia. Karena itu sikap eksklusif dan tertutup bukan cirikhas orang NTT. Bahwa tindakan ormas Garda Flobamora dan Garuda terhadap Mahasiswa Papua memiliki Aroma Politik dan melanggar hukum. Mereka sama sekali bukan mewakili orang NTT. Peristiwa Persekusi terhadap mahasiwa Papua pada peringatan Papua Merdeka 01 Desember 2023 tak hanya terjadi di Kupang tetapi terjadi juga di beberapa kota di Indonesia. Pertanyaannya kenapa peristiwa kupang saja yang disoroti. Kenapa hanya NTT saja?
Berdasarkan unsur genetis, Silsilah dan adat budaya Orang Papua dan NTT memiliki korelasi dan hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya keakraban itu sungguh terasa sejak dulu hingga saat ini. Sikap diskriminatif segelintir orang NTT yang terjadi pada saat terakhir ini karena di pengaruhi oleh faktor kepentingan politik. NTT dan Papua bersaudara. Ipar! Itulah realitas sosial yang ada ditanah Papua yang terjadi secara turun temurun. Bahkan ada Suku di wilayah sorong raya, dalam budaya perkawinan menjadikan sarung NTT sebagai mahar atau belis. Itu artinya korelasi orang NTT dan Papua sudah terjalin sejak lama. Maka tidaklah mengherankan jika seorang Tokoh Papua mengingatkan Orang Papua dan NTT agar berhati-hati karena ada oknum dan pihak tertentu yang sedang mengganggu keharmonisan hubungan antara kedua Rumpun Bangsa ini: Papua dan NTT. Orang NTT sungguh mengasihi dan menghormati orang asli Papua sebagai saudara dan keluarga. Orang NTT menghargai OAP sebagai tuan atas tanah Papua. Orang NTT tidak pernah mengklaim atau menipu orang asli papua tentang hak kepemilikan tanah Papua. Kiranya relasi yang baik terjalin sebagai Saudara tetap abadi MENJADI SAUDARA, walau langit runtuh sekalipun!