Opini  

“Rusa mati meninggalkan Tanduk, Manusia meninggalkan kenangan sesuai Perbuatannya”

Oleh : Antonius Dosinaen

MASA SLTA tahun 1980 an ada mata pelajaran “Pendidikan Moral Pancasila, kurikulum terkini masih ada atau tidak ya ? termasuk Budi Pekerti.

Sejak SLTA tahun 1980 an juga sudah mulai terbiasa menulis karya tulis yang sederhana pada kertas folio bergaris, kurang lebih satu lembar halaman muka belakang, sebagai tugas yang diberikan oleh Guru Pendidikan Moral Pancasila.

Salah satu pernyataan yang selalu ditekankan oleh Guru Pendidikan Moral Pamcasila adalah Membangun Manusia Seutuhnya, yang artinya adalah pembangunan nasional disegala bidang, antara lain : Politik, Hukum, Ekonomi, Sosial Budaya, termasuk Pendidikan dan kesehatan.

Ketika itu belum memahami secara sadar arti sebenarnya semua bidang dari pembangunan itu. Setelah usia yang tidak muda lagi, ternyata dari semua itu menjadi baik atau buruk kehidupan ditentukan oleh Politik yang sangat berpengaruh.

Demikian simpulan yang dapat dikatakan karena kaitannya penegakkan hukum di Negara dengan sistem politik yang benar benar demokratis akan melahirkan sistem penegakkan hukum yang efektif sedangkan, Negara dengan sistem politik yang otoriter akan melahirkan sistem penegakkan hukum yang menimbulkan krisis kepercayaan dari masyarakat.

Jangan lupa hidup hanya sementara ,dalam sisa hidup ini, ukirlah seindah mungkin, tanpa karet penghapus dan tidak mudah untuk melakukan kesalahan secara sengaja dan meminta maaf .

Manusia akan di ingat nama dan kenangan ketika meninggal, sebagai masyarakat biasa yang dikenang cara hidupnya, sebagai pemimpin orgsnisasi yang dikenang hasil kerjanya bermanfaat atau tidaknya untuk orang lain.

Untuk bisa menciptakan keharmonisan dan menghasilkan buah karya yang dinikmati banyak orang, maka pegang prinsip hari ini musti lebih baik dari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini. Karena hari ini merupakan evaluasi dari hari kemarin yang dinikmati sebagai kasih karunia ,sedangkan hari esok merupakan tanggung jawab yang tidak boleh diabaikan.

Oleh karena itu berjuanglah untuk memenangkan hari esok dalam pertandingan ini, dengan cara yang tulus untuk menghindari pertentangan yang menimnulkan konflik berkepanjangan. Tulus dalam arti tanpa ada kemunafikan.

Walaupun dalam kenyataan hidup terlalu jujur dan tulus kadang dijauhkan, terlalu ramah pun kadang dinilai ada maunya. Sehingga yang wajar saja, senyum jangan terlalu lebar dan keramahan yang wajar untuk tidak menimbulkan pertanyaan baru.

Sepenggal syair lagu Ebiet G. Ade, yang musti dihayati agar benar benar manusia mati meninggalkan kenangan indah, seperti kenangan itu terpahat pada batu antara lain:

Kita mesti telanjang dan benar benar bersih, Suci lahir dan di dalam batin.

Tengoklah ke dalam sebelum bicara singkirkan debu yang masih melekat.

Teruslah berbuat baik seolah-olah esok kita dipanggil Tuhan. Karena berita yang dihasilkan dalam tugas hari ini, akan terus dikenang sebagai kabar yang beredar bagi generasi sepanjang masa.

Rusa mati meninggalkan tanduk, tanduk rusa menjadi barang antik di sukai kalangan tertentu.

Manusia setelah mengakhiri ziarah hidupnya meninggalkan nama, nama harum sepanjang masa atas kebaikannya bagi anak, cucu, dalam garis keturunan yang terus berkembang mempertahankan kehidupannya.

Juga nama baik atas perbuatan baiknya yang bermanfaat bagi banyak orang.

Hanya Manusia Sombong yang melecehkan nama orang baik yang harum.

Mulailah berbenah.