Oleh : Antonius Dosinaen
SAATNYA Kampanye Pilkada untuk memilih Bupati /Wali Kota /Gubernur yang akan memimpin pemerintahan di kabupaten, kota administratif atau walikota dan Propinsi.
Bertujuan untuk menciptakan pemerintahan daerah yang demokratis dan lebih dekat pelayanan terhadap kebutuhan lokal yang lebih prioritas.
Masyarakat daerah dapat memilih pemimpin yang mereka anggap mampu memahami dan menyelesaikan permasalahan di daerah mereka.
Figur yang lebih cepat tergugah hati untuk meningkatkan pembangunan daerah, lebih tanggap melihat keplosok.
Figur yang lebih tersentuh hati untuk menciptakan pemerintahan daerah yang berorientasi pada pemenuhan fasilitas masyarakat lokal.
Hari pertama kampanye, sepertinya beberapa pihak tidak menginginkan kampanye dengan janji2 politik.
Sudah melihat secara nyata gagasan yang selama ini dikehendaki oleh partai. Dalam perkembangan dari masa ke masa, bisa saja Partainya sudah merakyat didukung oleh figur paslon yang sangat kreatif. Lain lagi kendala Partainya merakyat tapi figurnya meragukan.
Mungkin saja tidak harus melihat partai tapi melihat figur yang meyakinkan untuk membawa perubahan.
Kadang kita anggap gampang untuk mengemban amanah ini, ternyata setelah duduk banyak mengalami kesulitan.
Kadang kita anggap sulit mengemban amanah ini, setelah duduk ternyata mudah saja.
Kesulitan itu akan menjadi mudah dengan bersama sama kerja dan kerja bersama sama, kerja tanpa tekanan, dan penuh perasaan bagaimana saya jadi mereka dan mereka jadi saya.
Selamat berjuang dengan niat yang tulus tanpa harus menjatuhkan pihak lain.
“VINI, VIDI, VICI” saya datang, saya melihat, saya akan menang. Persaingan yang sehat dengan sopan santun sesuai budaya kita.