Opini  

Sandera bisnis oleh politik sebuah sindrom

Oleh: Eddy Ngganggus

 

 

MELAKUKAN RUPS di akhir tahun dengan agenda mengganti Direksi, itu bisa membuat bank terpapar risiko operasional.
Mengapa ?
1.Karena di akhir tahun adalah saat di mana pengurus bank melakukan persiapan tutup buku dengan fokus pada upaya mencapai RBB (Rencana Bisnis Bank). Fokus utama para pengurus adalah bagaimana strategi agar target-target yang telah ditetapkan dalam RBB bisa dipenuhi pada akhir tahun.
2.Pergantian pada saat akan PILKADA itu rawan terjadi intersepsi Politik pada bisnis. Kerawanan ini bisa menimbulkan drama penyanderaan pada bisnis oleh kekuasaan politik.
Kerawanan pada dua hal diatas yakni tata kelola RBB (Rencana Bisnis Bank) di akhir tahun menjelang tutup buku dan kerawan bisnis disandera poliik akibat rotasi pengurus bank menjelang PILKADA.

Seperti hight alert pada dunia medis yakni obat-obatan high alert ,yakni dapat digambarkan secara singkat, penggunaan obat-obatan yang merupakan jenis obat dengan kewaspadaan tingkat tinggi yang beresiko membahayakan pasien apabila pengelolaannya dilakukan tidak tepat.

Begitulah analogi penerapan strategi pergantian pengurus bank di akhir tahun, rawan terhadap terjadinya motif
“PENYANDERAAN” bisnis oleh politik.

Kejadian ini mirip juga dengan teroris namun tanpa senjata. Teroris menggunakan kekuasaannya menyandera para pebisnis. Sudah tentu maksudnya ingin meraih keuntungan dari pebisnis.

Pada tahun 1973 di Stockholm Jan Erik Olsson dan Clarck Olofsson menyandera karyawan bank selama 4 hari di bulan Agustus. Ketika akhirnya para sandera dibebaskan pada tanggal 28 Agustus 1973 .Para penyandera dan yang disandera saling berangkulan.
Mereka secara emosional menjadi menyayangi penyandera, bahkan membela mereka.
Mereka malah memeluk dan mencium para perampok yang telah menyandera mereka.
Peristiwa ini akhirnya di kenang sebagai peristiwa “sindrom stockholm”.
Pada akhirnya antara mereka memiliki relasi psikoligis yang baik.
Relasi psikologis ini terjadi karena antar mereka saling menguntungkan.

Tanpa berpretensi menuding, namun keserupaan saling menyandera antara politik dan bisnis bisa bermotif yang sama terjadi dengan sindrom stockholm.

Ini jelas menampakan rendahnya mutu integritas politisi dan pebisnis.
Bila yang disandera merasa untung maka drama sandera itu dibuat.
Sandera yang tampaknya buruk menjadi sumber rejeki buat mereka.

RUPS akhir tahun dengan agenda pergantian pengurus adalah sebuah manajemen last minutes yang kurang memiliki urgensi dengan terjadinya peningkatan kinerja bank. Malah yang akan terjadi justru sebaliknya.
Semoga saja tidak terjadi sebaliknya.

Liliba , 15 Nopember 2024