Oleh Eddy Ngganggus
JANGANLAH melihat badai dari sisi kita saja, tetapi juga dari sisi TUHAN. Mengapa begitu ?
Karena TUHAN tidak pernah menciptakan, keresahan, kecemasan, kekuatiran.
Itu semua terjadi karena dampak dari kelemahan “kedagingan” kita.
TUHAN mengijinkan itu terjadi untuk maksud tertentu dariNya.
Butuh “kepekaan” kita untuk mengerti maksudNya itu.
Salah satu cara TUHAN membangun kepekaan manusia itu lewat kecemasan, keresahan, kekuatiran.
Di awalnya kecemasan,keresahan, kekuatiran mendera kita, membuat kita mudah tersulut marah, putus asa, protes, bahkan mungkin ngamuk. Itulah contoh kelemahan kedagingan kita.
Kepekaan agar bisa mengerti maksud TUHAN yang ada di balik keresahan, kecemasan, kekuatiran kita bertumbuh dalam keheningan dan refleksi yang terus menerus akan realitas kecemasan kekuatiran dan keresahan yang bisa kita dapatkan dari orang lain.
Kadang kemampuan terbaik kita justru bisa terbentuk dari situasi sulit yang dialami. Kadang kenyamanan justru dapat mengambil hal terbaik darimu, karena kenyamanan membuat orang terleba. Peribahasa lama mengatakan nahkoda yang handal tidak pernah dibentuk dari laut yang tenang, tetapi justru gelora lautlah yang membentuk mereka nenjadi nahkodah yang tangguh.
Iyanla Vanzat pernah berkata anda tidak dapat mengalami kepenuhan hidup ketika anda hidup menghindari luka.
Stop merasa diri korban dari salah kebijakan orang, stop merasa diri sebagai korban dari persaingan, karena takan mungkin meningkatkan diri sendiri ketika Anda melihat diri Anda sebagai korban dalam setiap situasi.
Lalu bagaimana baiknya ?
Alokasikan sedikit waktu untuk pisah dari orang beken, mentereng, tokoh hebat & pamor besar, orang yang dikata punya prestise tajir, tetapi sebaliknya sempatkan diri berkumpul dengan orang sakit, tukang kayu, tukang batu, buruh pelabuhan, tukang sampah, petani, nelayan, tukang ojek, tukang jual gorengan, termasuk juga dengan orang-orang korban salah kebijakan yang di buat negara. Berempatilah dengan mereka.
Dari orang-orang kecil ini banyak kisah-kisah original nan kontras tentang hidup yang sering terabaikan dan luput dari pandangan & pengetahua kita.
Perspektif kontras dari orang-orang kecil ini bisa membuat kita mengambil haluan lain yang lebih peka dari sebelumnya.
Penderitaan itu salib sekaligus mahkota. Penderitaan itu juga sarana keselamatan.
Kekuatan tidak hanya datang dari kemenangan atau dari hasil perjuanganmu mengembangkan kekuatanmu. Namun Ketika kamu melalui kesulitan dan memutuskan untuk tidak menyerah, itulah kekuatan.
Keutamaan seseorang tidak terlatak di mana ia berdiri saat situasinya kondusif, tetapi di saat ia berdiri tegak disaat kontraversi dan situasi tidak kondusif.
Liliba, 31 Januari 2025