EXPONTT.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno buka suara terkait kondisi pariwisata di dalam negeri pasca pandemi covid-19.
Melansir cnbsIndonesia, menurut Sandiaga, sektor pariwisata kini sudah mulai bangkit. Tempat wisata sudah mulai didatangi oleh wisatawan, baik lokal maupun asing.
Meski demikian, ada sederet tantangan yang harus ditempuh agar pemulihan ini dapat terus berlanjut.
Baca juga: Pemprov NTT Tunda Pemberlakuan Tarif Rp.3,75 Juta Hingga Januari 2023
Sandiaga juga memberikan penjelasan mengenai lonjakan harga tiket pesawat hingga tarif masuk Taman Nasional Komodo.
Bagaimana nasib pariwisata di tengah pandemi Covid-19?
Wajib bersyukur bahwa capaian kebangkitan khususnya di sektor pariwisata ini terus menunjukkan kenaikan signifikan dari jumlah wisatawan mancanegara wisatawan nusantara yang terus meningkat dan beragam dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kuartal kedua 5,44% ternyata sektor pariwisata menyumbangkan ada di posisi 1 dan 2 9,76% gimana kita juga melihat bahwa di kuartal kedua ini dengan penanganan pandemi yang terkendali dengan kewaspadaan dan penerapan protokol sektor pariwisata mampu menyumbangkan geliat ekonomi terutama di beberapa sub sektor unggulan seperti hotel menunjukkan peningkatan restoran dan serta perjalanan wisata.
Baca juga:Kapolri: Irjen Ferdy Sambo Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Penembakan Brigadir J
Sektor ekonomi kreatif sebagai suatu sub sektor yang sangat berkembang dilihat dari kuliner kriya dan fashion ini menjadi penyumbang hampir 7,5% dari PDB Indonesia.
Jadi kami sangat optimis jika kita harus waspada dalam menghadapi ketidakpastian dan terus menyiapkan dan kebijakan yang tepat sasaran tepat manfaat dan tepat waktu maka target pencapaian 1,1 juta lapangan kerja baru di Indonesia di Tahun 2022 ini dapat kita lihat.
Sejauh ini koordinasinya seperti apa terkait kenaikan tiket pesawat?
Iya banyak yang sudah mau healing, benerin feeling karena ini yang menjadi suatu trend bagi anak-anak milenial dan generasi Z.
Oleh karena itu koordinasi kementerian dan lembaga terus kita lakukan di Kementerian Perhubungan dengan juga pengelola bandara otoritas yang terkait juga kita dengan maskapai-maskapai.
Baca juga:Australia Minta Penerbangan Kupang – Darwin Dibuka Kembali
Kita melihat bagaimana memberikan bimbingan guidance bahwa market ini sekarang sangat membutuhkan dan demand. Saat ini sangat strategis dimana semua pihak bisa bergandengan tangan dan harapannya juga tentunya dekat situasi geopolitik yang memicu harga avtur yang tinggi ini kalau kita bisa mendapatkan proposal inovasi.
Ada upaya-upaya agar kita bisa mendapatkan suplai bahan bakar yang lebih terjangkau bagi maskapai penerbangan dan juga bagaimana pada maskapai penerbangan itu bisa didorong untuk memberikan pelayanan tambahan di saat nanti.
Seperti apa konsep ekonomi berkelanjutan di sektor kreatif dan juga pariwisata ?
Kini menjadi tren adalah dan ecotourism karena dekat dengan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Ini benar-benar menjadi daya tarik Indonesia karena kita punya alam dan wisatawan nusantara yang menjadi basis dan misalkan wisatawan mancanegara itu secara target dan segmentasi.
Fokusnya pelestarian alam sosial, ekonomi, budaya dan mulai dari sampai penerapan energi terbarukan di destinasi wisata seperti di Bali kita kan dorong penggunaan kendaraan listrik baik motor maupun mobil.
Pemberdayaan masyarakat desa desa wisata ini tiba-tiba menjadi daya tarik tersendiri yang dijual karena kearifan lokal yang dijual apa kehidupan sehari-hari penarikan dan ternyata di era digitalisasi ini dengan Posting yang mungkin bisa fantastik
Promosi digital marketing sangat mempengaruhi dan pengurangan karbon seperti yang kami sediakan maupun juga kegiatan menanam pohon dan grup ini menjadi salah satu potensi dari pariwisata yang kita bisa dikembangkan secara digital dan juga berkelanjutan Kami yakin dengan konsep ini tahun 2024 pada kita menciptakan lapangan kerja baru bisa terealisasikan lebih lanjut.
Baca juga:Australia Minta Penerbangan Kupang – Darwin Dibuka Kembali
Ada beberapa lokasi wisata overtourism justru berpotensi untuk merusak lingkungan, bagaimana solusinya?
Boleh dikatakan Bali itu sempat dikategorikan sebagai sumber ecotourism dengan 6 juta kunjungan tapi ternyata sebetulnya 6 juta itu kalau kita lakukan pembagian tidak akan menumpuk semuanya di Bali Selatan. Kita kembangkan juga Bali Barat, Bali Utara, Bali Timur dan ini akan mendistribusikan beban ekosistem dari sisi ke pariwisata dan ekonomi kreatif kita.
Taman Nasional Komodo Ini yang kemarin sempat menjadi buah bibir viral sebelum memberikan suatu arahan agar upaya konservasi dan upaya pemanfaatan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat ini bisa dilakukan secara beriringan.
Keberlanjutan lingkungan pariwisata yang berkualitas ini menjadi fokus utama pertama dan bagaimana memanjangkan lama tinggal dari wisatawan yang datang itu biasanya 23 hari bisa menjadi 45 hari.
Baca juga: Mandikan Anjing di Muara, Bocah di Sumba Timur Tewas Diterkam Buaya
Kedua bagaimana dengan yang mengubah paradigma kunjungan wisatawan yang frekuensinya lebih turun ini bisa kita bandingkan dengan kolektif pendek yaitu belanja yang berkualitas. Ini memberikan dampak terhadap ekonomi lokal membuka peluang usaha bagi pelaku UMKM ekonomi kreatif dan pariwisata, membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Terakhir presiden juga mendorong investasi di sektor barang jadi kita bicara mengenai konsep Destination certification industri.
Satu sisi ada pertimbangan dari paket wisata domestik yang dinaikkan dan membuat masyarakat kecewa, gimana solusinya?
Terkait dengan hal ini ingin terus perbaiki komunikasi kepada publik bahwa kita ini mintanya di Borobudur yang diumumkan kenaikan tarif yakni terkait menaiki bangunan candi Borobudur.
Pada saat itu kita umumkan bahwa akan ada aspek dari pembatasan dan untuk menaiki Candi Borobudur akan dikenakan biaya konservasi. Hanya saja sesuai dengan pertimbangan dan masukan banyak akhirnya pembatasan dilanjutkan tapi pembatalan dari tarif yang semula sudah disosialisasikan.
Baca juga:PT Flobamor Dituding Monopoli Wisata di TN Komodo, Gubernur NTT Buka Suara
Taman Nasional Komodo merupakan inisiatif yang baik dalam upaya konservasi ini dan sosialisasinya masih perlu upaya konservasi. Ini adalah prioritas di samping itu kita harus buat penataan agar sisi ekonomi dan suatu destinasi wisata itu juga bisa menjadi lahan penghasilan bagi masyarakat setempat tentunya untuk peningkatan Kesejahteraan Rakyat.
Upaya konservasi dan upaya peningkatan ekonomi itu harus berjalan beriringan khususnya di Pulau Komodo dan pulau Padar. Dibatasi karena itu merupakan temuan dari para ahli bahwa 2 pulau ini tidak bisa menampung kunjungan wisatawan yang akan membebani ekosistem pariwisata di kedua pulau ini.
Untuk memecah perjalanan itu bukan hanya di satu atau dua tempat tapi kita berikan opsi. Kita harapkan ini dapat meningkatkan peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat yang di Labuan Bajo sendiri.
Kita memantau selain di Borobudur ternyata kunjungan wisatawan terus meningkat. Kita bangun terus infrastruktur yang penting kita bangun yang ramah lingkungan agar bisa menampung peningkatan kunjungan wisatawan memberikan kue ekonomi kepada masyarakat setempat tapi tidak merusak lingkungan yang ada di masing-masing destinasi.
Baca juga: Kapolri: Irjen Ferdy Sambo Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Penembakan Brigadir J