EXPONTT.COM, KUPANG – Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Andriko Noto Susanto, secara resmi melaunching Proyek Perubahan Gerakan NTT Membaca dan NTT Menulis (Genta Belis) yang digagas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Jumat, 22 November 2024.
Launching program Genta Belis digelar di Aula Utama Silvia Hotel Kupang dan dihadiri oleh Kepala SMA dan SMK dari berbagai daerah di NTT.
Genta Belis merupakan salah satu program perubahan yang digagas oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudyaaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo dan mendapat dukungan besar dari Unicef. Program ini juga melibatkan Lembaga Inovasi Indonesia, BPMP Provinsi NTT, Masmedia, Penerbit Airlangga, Gramedia dan Penerbit Andi.
Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, dalam sambutannya, mengatakan Gerakan NTT Membaca dan NTT Menulis adalah wujud nyata untuk menghidupkan kembali semangat membaca, menulis, dan belajar, serta mendekatkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat, mulai dari lingkungan terdekat yakni termasuk lingkungan sekolah.
“Mari kita semua bergerak bersama, bergandengan tangan demi tercapainya visi besar kita melalui Genta Belis. Mari kita jadikan gerakan ini sebagai tonggak awal untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita dan generasi mendatang. Literasi adalah jalan menuju perubahan, dan hari ini, kita melangkah bersama menuju perubahan tersebut,” katanya.
Penjabat Gubernur NTT juga menghimbau agar semua orang terutama pemangku kepentingan terkait agar memberi perhatian serius terhadap upaya peningkatan kemampuan literasi di daerah ini. Melalui Genta Belis ini juga dapat dijadikan ruang untuk menuangkan pikiran, perasaan, dan ide secara bebas. Dengan keterampilan menulis, seseorang dapat melatih imajinasi, menyusun ide secara terstruktur dan jelas, yang bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo mengatakan program proyek perubahan Genta Belis ada sebagai respon dari capaian literasi dasar di NTT yang sangat rendah, yakni hanya sebesar 20 persen.
“Itu ukurannya ada di raport pendidikan kita tahun 2023. Dari 8.800 sekolah tingkat SD sampai tingkat SMA, itu hanya 20 persen yang melampaui kompetensi dasar literasi dasar. Sebagian besar belum memenuhi kompetensi itu, jadi orang hanya baca saja, tidak mengerti apa yang dia baca,” jelasnya.
Selain itu, alasan adanya program Tim Literasi Daerah Genta Belis ini sebagai respon terhadap hasil tes literasi anak kelas 3 SD di NTT yang dilakukan Lembaga Inovasi Indonesia yang menunjukan hanya 20 persen lulus tes.
“Provinsi lain itu sampai 70 persen, kita jauh sekali. Ketertinggalan pasca covid provinsi lain 4 bulan, kita NTT sampai 40 bulan,” tambahnya.
Menurutnya, literasi merupakan fondasi dari seluruh ilmu pengetahuan untuk itu, literasi kini menjadi perhatian besar dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT. “Hanya orang yang bisa membaca yang bisa mengakses pengetahuan, oleh karena itu Genta Belis harus menjadi gerakan bersama,” jelasnya.
Dirinya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung hingga Tim Literasi Genta Belis bisa dilaunching.
Literasi Genta Belis akan diterapkan di semua SMA dan SMK di NTT dengan 15 menit membaca dan 15 menit menulis setiap pagi. “Hasil tulisannya nanti akan dilombakan di majalah dinding sekolah dan ditentukan kemudian pemenang dinobatkan sebagai siswa Genta Belis di sekolah tersebut,” ungkapnya.
Selain itu, akan ada pelatihan menulis untuk siswa dan guru serta peningkatan kompetensi literasi guru. “Akan ada kegiatan cerdas cermat dan lomba perpustakaan terbaik antar sekolah. “Itu yang akan kita lakukan,” ujarnya.
Target dalam jangka pendek, lanjut Ambros Kodo, Literasi Genta Belis bisa masuk ke dalam program Dinas P dan K Provinsi NTT dan jangka panjang bisa masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT. “Dan seperti yang Penjabat Gubernur NTT harapkan, program ini bisa dilanjutkan di tingkat kabupaten dan kota,” jelasnya.
Dukungan Unicef
Kepala Kantor UNICEF Perwakilan NTT/NTB, Yudhistira Yewangoe, mengatakan, siap mendukung Program Literasi Genta Belis yang digagas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
Menurutnya pendidikan di NTT mulai start lebih lambat dibanding provinsi lainnya karena berbagai tantangan. “Untuk itu, literasi ini aspek yang harus didukung dan didorong untuk anak-anak NTT,” ungkapnya.
Dirinya menegaskan, dukungan Unicef dalam literasi di NTT ada dari sektor yang paling dasar yakni pada tingkat pendidikan anak usia dini.
“Dukungan kita ada pada pendidikan anak usia dini (PAUD), kalau bicara literasi kami mau bangun dari anak saat masih di usia dini,” katanya.
Lebih lanjut, Yudisthira menyebut, terdapat tiga program yang menjadi fokus Unicef di dunia literasi, diantaranya, pengembangan anak di usia dini, pendidikan anak usia dini dan perhatian untuk anak putus sekolah
Dirinya berharap dengan Literasi Genta Belis persaingan anak-anak NTT di dunia pendidikan bisa lebih baik kedepan.
“Dengan upaya ini, harapan kita anak-anak NTT bisa bersaing lebih baik di dunia pendidikan,” pungkasnya♦gor