Dukungan Partai Gerindra di Pilkada Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya jatuh untuk Paket Firmanmu. Keputusan Gerindra membuat Dr. Yovita Anike Mitak dan Melitus Ataupah sangat kecewa. Sebab pasangan calon yang dikenal dengan tagline ‘Kita untuk Semua’ itu sangat mengharapkan dukungan Gerindra.
Mel adalah kader Gerindra. Dr. Niken dan Mel akhirnya menggelar jumpa pers, Senin 19 September 2016 di kediaman Dr. Niken. Hadir pada kesempatan itu, sejumlah tokoh perempuan, diantaranya, Prof. Mien Ratu Odjoe Maria Fatima Daniel, Ana Waha Kolin, Fien Agoha, Veronika Ata, dan lainnya.
Menurutnya, hadir pula, Ketua Gemira, organisasi sayap Gerindra, Muhammad Yamin. Mel mengaku, sebelum memutuskan untuk maju, dia sempat berkomunikasi dengan Ketua DPD Gerindra NTT, Esthon Foenay. “Pak Mel silahkan maju. Pak Mel adalah politisi dan kader,” kata Mel mengutip perkataan Esthon. Menurut Mel, keputusan Gerindra untuk mendukung Firmanmu, adalah keputusan yang menyakitkan.
Sebab, dia dan dr. Niken juga menyertakan rekomendasi dari PKB untuk meyakinkan DPP Gerindra. Bahkan, mereka diberi sinyal positif oleh Esthon Foenay, bahwa SK Gerindra hanya untuk mereka berdua. “Saya sungguh sakit hati. Gerindra melecehkan orang Timor. Seandainya dukungan Gerindra jatuh ke dua kader Gerindra lainnya, saya tidak akan keberatan. Tetapi dukungan gerindra justru diberikan ke calon yang bukan kader Gerindra. Gerindra sangat tidak konsisten,”urainya.
Niken mengaku, keputusan Gerindra membuat mereka terguncang. Sebab sebelumnya, sinyal yang mereka dapatkan dari tokoh kunci Gerindra sangat menguatkan mereka. “Ternyata SK bukan untuk kami. Ini yang buat kami betul-betul terguncang,” katanya penuh emosi.
Mantan Direktur Prof. WZ Yohanes Kupang itu, menegaskan, kegagalan mereka bukan karena elektabilitas mereka rendah. Yang membuat Gerindra tidak mengusung mereka diusung kembali kepada persoalan di internal Gerindra. Karena PKB sampai detik ini masih mendukung mereka. “Perjuangan kami adalah perjuangan bersama kaum perempuan NTT khususnya perempuan Kota Kupang. Oleh karena itu, kegagalan mereka adalah kegagalan bersama kaum perempuan,” tegasnya. ♦ web