♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao – Ende.
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan: senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan!
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 24: 42 – 51, yakni Perumpamaan Tentang Hamba Yang Setia dan Hamba Yang Jahat. Perumpamaan ini sesungguhnya berbicara tentang akhir zaman. Bahwa hamba yang setia mewakili orang yang senantiasa berjaga-jaga atau yang selalu siap siaga menanti tuan rumah atau majikan datang, yang dalam hal ini adalah Tuhan Yesus atau Anak Manusia datang untuk kedua kaliNya. Sedangkan hamba yang jahat mewakili orang yang tidak memiliki sikap berjaga-jaga atau tidak selalu siap siaga, menanti kedatangan sang majikan, dalam hal ini adalah Tuhan Yesus atau Anak Manusia. Kita bisa belajar dari sikap berjaga-jaga atau sikap selalu siap siaga dari hamba yang setia, yakni melalui tindakan sedang melakukan tugasnya. Itu artinya hamba yang setia ini tidak dalam tinggal diam, atau tidak duduk berpangku tangan atau malas malasan, melainkan dia sedang melakukan perbuatan baik, dalam hal ini memberi makan orang orang tuanya.
Jadi, sikap berjaga-jaga atau sikap selalu siap siaga, ditunjukkan lewat tindakan atau perbuatan baiknya. Sedangkan hamba yang jahat, memang dia sedang melakukan suatu tindakan atau perbuatan, tetapi tindakan atau perbuatannya adalah tindakan atau perbuatan yang tidak terpuji atau perbuatan yang jahat, yakni dengan memukul hamba hamba yang lain, dan makan minum bersama para pemabuk. Bagaimana dengan sikap kita dalam menyongsong akhir zaman?Apakah kita seperti hamba yang setia yang memiliki sikap berjaga-jaga atau sikap selalu siap siaga untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus atau Anak Manusia untuk kedua kaliNya?
Dan bentuk sikap berjaga-jaga atau sikap selalu siap siaga itu melalui doa, melalui setia dan tekun dalam melakukan tugas atau pekerjaan sesuai profesi kita masing-masing, dan juga melalui perbuatan perbuatan baik kita yang tulus ikhlas. Jika itu yang terjadi, yang kita lakukan, maka kapan saja Tuhan Yesus datang menjemput kita, kita sudah SIAP dan sudah pasti masuk Surga. Dan sebaliknya, jika sikap kita seperti hamba yang jahat, yang tidak peduli dengan hidup dan akhir hidupnya, serta hidup sesamanya, yang hidup dalam pesta pora dengan mabuk mabukan, maka sudah pasti kita akan masuk neraka. Maka, mari kita memilih mau menjadi hamba yang setia dan masuk Surga atau mau jadi hamba yang jahat dan masuk neraka. Tentukan pilihan dari sekarang, Surga atau Neraka selalu menanti kita. Pilihan ada pada diri kita dan sangat tergantung dari sikap berjaga-jaga atau sikap selalu siap siaga kita. Atau sebaliknya.
Semoga kita tidak salah memilih. Mudah mudahan!!