♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao – Ende.
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan!
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 10: 25 – 37, yakni tentang Orang Samaria Yang Murah Hati. Kisah ini diangkat oleh Yesus untuk menjawabi pertanyaan seorang ahli kitab yang hendak mencobai Yesus, tentang siapakah sesamaku manusia. Yang lucunya dia seorang ahli kitab, tetapi tidak tahu siapakah yang dimaksudkan dengan sesamaku manusia? Namun, di sisi lain ahli kitab ini sangat kritis, kira kira manusia yang seperti apa? Dan ternyata benar, bukan manusia seperti seorang imam dan bukan seperti seorang Lewi, yang melihat orang yang menderita, tetapi dibiarkan saja, melainkan manusia yang dimaksudkan adalah manusia seperti seorang Samaria yang murah hati, yang memiliki hati untuk berempati, untuk welas asih, untuk peduli, dengan sesama yang menderita. Dan inilah wujud dari mengasihi sesama, yang berarti mengasihi Tuhan. Dengan demikian, maka terpenuhilah hukum Kasih, yang merupakan hukum pertama dan utama, yakni mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
Namun, dalam perwujudannya mengasihi Tuhan lewat mengasihi sesama, seperti seorang Samaria yang murah hati. Jika itu yang terjadi, maka akan memperoleh hidup yang kekal, seperti yang ditanyakan oleh ahli kitab dalam bacaan Injil hari ini. Bagaimana dengan kita? Bisa jadi, ahli kitab mewakili kita manusia dewasa ini. Namun, jawaban Yesus sangat jelas, bahwa hukum Kasih, yakni kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama, tidak hanya sebatas NARASI, tetapi harus diwujudnyatakan lewat AKSI, seperti yang dilakukan oleh orang Samaria yang murah hati. Semoga kita menjadi orang orang Samaria yang murah hati masa kini, yang memiliki hati untuk mereka yang menderita, dan yang kurang beruntung dalam hidup.
Mudah mudahan!!