Hukum Kasih

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao – Ende.

 

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia. Pada hari ini kita memasuki hari Minggu biasa XXX.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 22: 34 – 40, yakni tentang Hukum Yang Terutama. Seperti biasa orang orang Farisi, orang orang Saduki dan ahli ahli Taurat suka sekali mencari cari kesalahan Yesus atau pun suka sekali mencobai Yesus dengan jebakan pertanyaan. Hari ini giliran ahli Taurat mau mencobai Yesus dengan pertanyaan: ”

Guru perintah manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”. Sepertinya seorang ahli Taurat itu salah orang untuk bertanya. Ahli Taurat itu, mengira Yesus akan memberikan jawaban yang kaku, karena berkaitan dengan hukum atau aturan. Atau juga sebagaimana dalam kitab perjanjian lama khususnya 10 perintah Allah, kata kata yang dipakai adalah jangan…. dalam hubungan horizontal dengan sesama manusia. Namun, diluar dugaan, Yesus malah memberikan jawaban yang tak terduga yang merupakan ringkasan dari 10 perintah Allah, yakni Hukum Kasih, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia.

Jadi, pertanyaan seorang ahli Taurat itu, justeru mendapatkan definisi baru hukum Taurat yang diterima Musa dengan hukum yang dibawa sendiri oleh Yesus, yakni Hukum Kasih yang merupakan dasar dari segala hukum yang ada, termasuk hukum Taurat. Pertanyaan bagi kita adalah apakah kita sudah sungguh sungguh menghayati hukum Kasih itu dalam hidup kita sehari-hari? Mengapa? Sebab, disatu sisi dengan mudah mengatakan kita mengasihi Allah, sedangkan disisi lain kita sulit untuk mengampuni sesama, yang telah melukai hati dan perasaan kita. Oleh karena kalau sungguh mengasihi Allah, maka kita harus bisa mewujudkannya lewat mengasihi sesama yang bersalah kepada kita.

Dan, jika kita mengatakan bahwa kita sungguh mengasihi Allah, namun kita membenci sesama, atau sulit memaafkan sesama, maka kita adalah seorang pendusta atau pembohong. Ingatlah yang dikatakan oleh Yesus: Mengasihi Allah dan mengasihi sesama merupakan hukum yang terutama dan yang pertama. Maka, mari kita mewujudkan hukum Kasih lewat AKSI nyata, yang merupakan hukum yang terutama dan yang pertama dalam kehidupan kita sehari-hari, dan bukan dengan NARASI belaka. Semoga demikian.

Selamat Berhari Minggu!!