Bolehkah Menyembuhkan Orang Pada Hari Sabat atau Tidak?

Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk - Ka SMPK

Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao – Ende.

 

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia!

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 14: 1 – 6, yakni tentang Lagi Penyembuhan Pada Hari Sabat. Yang disembuhkan oleh Yesus pada hari sabat itu, adalah seorang yang sakit busung air. Busung air adalah penyakit busung pada perut yang berisi air. Orang itu, tiba tiba datang dan berdiri dihadapan Yesus. Lalu, Ia bertanya kepada para ahli Taurat dan orang orang Farisi, yang biasanya suka mencari cari kesalahan Yesus. Dia bertanya: ” bolehkah menyembuhkan orang pada hari sabat atau tidak?”. Tetapi mereka diam seribu bahasa. Karena mereka diam, maka Yesus memegang tangan di sakit itu dan menyembuhkannya, lalu menyuruhnya pergi. Di hari sabat, Yesus menunjukkan belas kasihan Nya, Dia menunjukkan cinta Nya kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Belas kasih dan cinta Nya melampaui ruang dan waktu. Mengapa? Sebab, Dia adalah Allah yang bermurah hati.

Dan kepada para ahli Taurat dan orang orang Farisi, Dia memberikan pertanyaan yang membuat mereka sadar: ” _siapakah diantaramu yang anak atau lembunya masuk ke dalam sumur, tidak segera menariknya keluar, meski pada hari sabat? Pertanyaan Yesus ini, membuat mereka mati kutu, tidak berkutik. Dengan mengatakan demikian, Yesus mau menyadarkan mereka bahwa si sakit busung air itu, sama seperti anak atau lembunya yang terperosok ke dalam sumur, yang perlu di tarik keluar, meski pada hari sabat. Dengan berkata demikian, Yesus mau mengatakan bahwa tindakan belas kasih, atau perbuatan baik nan bajik, kepada sesama, terlebih mereka yang menderita adalah sebuah tindakan yang sangat terpuji atau sebuah tindakan yang sangat mulia.

Maka, mari jangan pernah takut untuk melakukan tindakan belas kasih atau tindakan cinta kepada sesama, terlebih mereka yang menderita, yang sakit atau yang membutuhkan uluran tangan kita, kapan pun dan di mana pun serta kepada siapapun.

Semoga demikian!!