♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk – Sprando
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia!
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 18: 35 – 43, yakni tentang Yesus Menyembuhkan Seorang Buta Dekat Yerikho. Di dalam Injil Markus 10: 46 – 52, disebutkan bahwa nama orang buta itu adalah Bartimeus. Selain buta, dia juga seorang pengemis. Namun, hidupnya berubah ketika ia berjumpa dengan Yesus yang sedang menuju ke Yerikho. Bartimeus menang buta matanya secara inderawi, tetapi mata hati dan batinnya serta telinga inderawi dan batinnya tidak buta dan tidak tuli. Oleh karena itu, ketika Yesus lewat ia mendengar orang banyak lewat. Lalu, ia bertanya: ” ada apa itu?”. Kata orang kepadnya: ” Yesus, orang Nazaret sedang lewat”. Tanpa pikir panjang, ia berseru: ” Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku”. Seruan yang sama, dilakukannya selama dua kali. Semakin orang menyuruhnya diam, semakin keras ia berseru. Dan hasilnya, seruannya didengarkan oleh Yesus, dan Yesus pun berhenti, lalu menyuruh orang mengantar si buta itu kepada Nya. Yesus bertanya kepadanya: ” apa yang kau inginkan Kuperbuat bagimu?”. Si buta itu menjawab: ” Tuhan, semoga aku melihat”. Kata Yesus: ” melihatlah, imannu telah menyelamatkan dikau”. Dan seketika itu juga, ia melihat, lalu ia mengikuti Yesus, sambil memuliakan Allah. Inilah cara si buta itu untuk berterima kasih kepada Yesus, yang telah menyembuhkannya.
Bagaimana dengan kita? Barangkali kita kebalikan dari si Bertimeus, yakni mata hati dan batin kita serta telinga batin kita buta dan tuli, sehingga kita tidak mampu melihat dan mendengar Yesus yang sedang mengunjungi kita. Akibatnya kita malas untuk berdoa, untuk berseru dan untuk berjumpa dengan Nya. Ingatlah, bahwa si buta dan pengemis Bertimeus, disembuhkan oleh Yesus karena imannya. Imannya diwujudkan dalam tindakan, yakni dengan berseru semakin keras, tanpa menghiraukan larangan orang banyak, agar ia diam. Dan seruannya adalah sebuah doa yang didengarkan oleh Yesus.
Demikian pula dengan kita, bahwa iman kepada Yesus tanpa sebuah tindakan tidaklah cukup. Iman harus diwujudkan lewat tindakan berupa doa, seruan dan perjumpaan dengan Yesus secara pribadi. Seruan yang melewati hadangan orang, justeru didengarkan oleh Yesus: ” melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau”.
Semoga demikian!!