Setia Beriman Kepada Tuhan dan Tekun Berdoa

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia!

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 1: 5 – 25, yakni tentang Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yohanes Pembaptis. Ayah dan ibunya, Zakaria dan Elisabet, keduanya sudah lanjut usia, bahkan Elisabet sudah mandul. Namun walau demikian, keduanya hidup benar dihadapan Allah dan hidup menurut segala perintah serta ketetapan dengan tidak bercacat. Usia tua, tidak menghalangi Zakaria dan Elisabet untuk tekun dan setia dalam beribadah. Dan buah dari hidup benar dihadapan Allah dengan tidak bercacat, serta tekun dan setia beribadah kepada Allah, maka Allah mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin, yakni Elisabet yang sudah lanjut usia dan mandul serta Zakaria yang sudah tua, dikaruniai seorang anak laki laki oleh Tuhan, yang diberi nama Yohanes. Dan Yohanes inilah yang diutus oleh Allah, sebagai perintis jalan bagi kedatangan Sang Mesias Anak Allah.

Bagaimana dengan kita? Kita perlu belajar dari sikap hidup Zakaria dan Elisabet. Bisa dibayangkan, hingga usia senja, keduanya tetap menaruh harapan Tuhan. Mereka tidak pernah putus asa. Mereka tetap setia beriman kepada Tuhan dan selalu tekun beribadah. Dan pada akhirnya, Tuhan menjawab atau mengabulkan doa mereka, di usia senja dan indah pada waktunya, dan semua orang bersukacita atas kelahiran Yohanes. Sebuah penantian yang panjang, namun berakhir bahagia. Kita pun bisa jadi memiliki pengalaman sama seperti Zakaria dan Elisabet, yang sampai saat ini doa kita belum di kabulkan. Tetapi, kita pun sekali lagi belajar dari pengalaman Zakaria dan Elisabet, untuk: pertama: hidup benar dihadapan Allah dan hidup dengan tidak bercacat. kedua: setia beriman kepada Tuhan dan tekun dalam berdoa. ketiga: jangan berputus asa, dan tetap sabar, sebab bisa jadi Tuhan menunggu saat yang indah dan tepat, untuk menjawab atau mengabulkan doa kita. keempat: usia tua bukan menjadi halangan untuk melayani sesama, seperti yang dilakukan oleh Zakaria di dalam bait Allah.

Semoga demikian!!