♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia!
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 5: 27 – 32, yakni tentang Lewi Pemungut Cukai Mengikut Yesus. Nama lain dari Lewi adalah Matius. Dia adalah seorang pemungut cukai. Yesus melihat dia, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: ” ikutlah Aku!”. Tanpa pikir panjang, atau tanpa banyak pertimbangan, Lewi berdiri dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. Meninggalkan segala sesuatu bisa dimaknai menanggalkan atau meninggalkan manusia lama, dan mengenakan manusia baru, manusia yang diubah oleh Yesus, saat Lewi dipanggil Yesus. Dan sebagai ungkapan rasa syukur, Lewi mengadakan perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya. Yang turut makan adalah teman atau sahabat Lewi para pemungut cukai dan juga orang orang lain. Hal itu mendapat respon yang negatif dari orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat. Mereka bersungut-sungut kepada murid murid Yesus, dan berkata: ” mengapa kamu makan dan minum bersama sama dengan pemungut cukai dan orang orang berdosa?”. Orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat merasa diri mereka suci, saleh, alim, padahal mereka juga orang berdosa dan lalim. Namun, mereka tidak menyadarinya. Mereka hanya berpikir tentang dosa orang lain, dan dosa mereka sendiri tidak.
Maka, Yesus menjawab mereka: ” bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya bertobat”. Jadi, dengan makan bersama pemungut cukai dan orang orang berdosa, adalah cara Yesus untuk mentobatkan mereka. Dan Lewi adalah salah satunya, yang telah diubah oleh Yesus. Dengan mengikut Yesus, berarti Lewi telah bertobat, yang dicirikan dengan meninggalkan segala sesuatu: jabatan atau pekerjaan, harta dan keluarganya. Dia rela meninggalkan semuanya itu, demi Yesus, dan demi keselamatannya.
Bagaimana dengan kita? Semoga sebagai murid Yesus, kita juga mau diubah oleh Yesus, untuk menjadi manusia baru, manusia yang bertobat. Jangan menjadi orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat, yang selalu memikirkan dosa orang lain. Tengoklah ke dalam sebelum bicara. Mari, introspeksi diri. Jangan merasa diri kita paling suci, saleh dan alim, sedangkan orang lain berdosa. Selamat Berakhir pekan.