♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia!
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 5: 20 – 26, yakni tentang Yesus dan Hukum Taurat. Dalam kotbah di bukit Yesus mengingatkan para murid Nya, termasuk kita para murid Nya yang hidup di zaman now, agar hidup dengan benar dihadapan Tuhan dan sesama. Hidup dengan benar itu, yang dimaksudkan adalah hidup yang tidak menampilkan kemunafikan, penuh tipu muslihat, penuh drama dan sandiwara, seperti orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat, yang kelihatannya suci, saleh, alim, tetapi nyatanya hati mereka penuh kelaliman. Selain, tidak munafik, hidup benar dihadapan Tuhan dan sesama, adalah hidup dalam damai dan penuh kasih persaudaraan, mudah mengampuni atau memaafkan, jika kita atau sesama kita melakukan kesalahan. Untuk itu, kata kuncinya adalah kerendahan hati. Sebab, hanya orang yang rendah hati yang mau mengampuni atau memaafkan, orang sombong, tidak mungkin karena dia terlalu gengsi, atau prestise atau jaim.
Oleh karena itu, maka kerendahan hati adalah kunci agar kita bisa hidup dalam damai dan penuh kasih persaudaraan. Inilah syarat, jika kita ingin masuk ke dalam kerajaan Surga. Maka, mari kita hidup benar dihadapan Tuhan dan sesama. Semoga demikian.