♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia! Pada hari ini kita memasuki hari Minggu Prapaskah II.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 9: 2 – 10, yakni tentang Yesus Di Muliakan Di Atas Gunung. Gunung yang dimaksudkan adalah gunung tabor. Sebagaimana biasa, ketika Yesus berdoa ia selalu mendaki sebuah bukit atau gunung. Kali ini Yesus tidak sendirian naik gunung tabor, melainkan Ia membawa ketiga rasul Nya, yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes. Lalu, Yesus berdoa sendirian. Saat Ia berdoa, Ia berubah rupa atau mengalami transfigurasi di depan ketiga rasul Nya. Suasana di gunung tabor menjadi sangat indah, menyenangkan dan nyaman, bagi ketiga rasul Nya, sehingga Petrus usul untuk dirikan kemah di tabor, biar tinggal di sana. Petrus terlalu ingat diri, alias egois. Dia mau enaknya sendiri, tidak mau memikirkan yang lain. Lalu, awan menaungi mereka, dan terdengar suara: ” inilah putera Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia”.
Bagaimana dengan kita? Kita banyak kali seperti Petrus yang tidak mau meninggalkan tabor tabor manusiawi kita, seperti kenikmatan atau kesenangan semu, nonton video sampai lupa waktu, lupa diri, main Hp, chating di sosmed hingga berjam jam, minum mabuk, judi, atau kesenangan semu yang lainnya, yang membuat kita nyaman. Kita mau hanya hidup yang enak² dan senang² saja, kita mau yang instan, dan tidak mau menderita atau berkorban: diri, waktu, tenaga dan materi. Yesus, tidak mau ikut usulan Petrus. Mereka harus turun gunung, kembali ke Yerusalem, ke kehidupan nyata. Yesus tidak hanya meninggalkan kemuliaan Nya di gunung tabor, tetapi Ia telah meninggalkan tahta Nya di Surga untuk menderita sengsara, dan wafat demi menyelamatkan kita manusia. Dan apa yang dilihat oleh para rasul Yesus di gunung tabor, akan mereka saksikan di gunung Kalvari atau Golgota. Dan kemuliaan Yesus melalui pengorbanan diri Nya, melalui menderita sengsara dan wafat Nya di kayu Salib. Dan pada hari ketiga Ia bangkit dengan mulia. Jadi, tidak ada kemuliaan tanpa penderitaan. Tidak ada jalan pintas, dan tidak ada yang instan, melainkan harus berkorban.
Oleh karena itu, kita harus berani meninggalkan gunung tabor – gunung tabor kita, berani meninggalkan zona kenyamanan kita, meninggalkan kenikmatan manusiawi dan duniawi, dan kesenangan semu sesaat. Dan, mari dengarkanlah Dia…. Semoga demikian.
Selamat berhari Minggu Prapaskah II.