♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Jangan lupa untuk selalu memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia! Pada hari ini kita memasuki hari Minggu Prapaskah IV.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Yohanes 3: 14 – 21, yakni tentang Percakapan Dengan Nikodemus. Nikodemus adalah salah seorang ahli Taurat, yang diam diam menjadi murid Yesus. Yesus menjelaskan kepadanya bagaimana Ia menderita, yakni dengan cara di salib kan, seperti Musa meninggikan ular di padang gurun. Yesus disalibkan sebagai bukti cinta Allah kepada manusia ciptaan Nya. Allah rela mengorbankan Putera tunggal Nya, meskipun dengan cara yang paling keji, hanya demi untuk menyelamatkan kita manusia. Namun, bagi kita yang percaya kepada Yesus, salib bukanlah lambang penghinaan, bukan pula lambang kekejian dan kekejaman, melainkan lambang kemenangan dan kemuliaan.
Salib juga merupakan simbol ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa Nya dan juga tanda cinta Nya kepada kita manusia. Tidak ada cinta yang lebih besar dari pada cinta seorang yang menyerahkan nyawanya untuk sahabat sahabatnya (Yohanes 15: 13). Namun, barangsiapa yang percaya kepada Yesus yang disalibkan itu, akan beroleh hidup yang kekal. Bagaimana dengan kita? Adakah kita percaya kepada Yesus yang menderita sengsara, dan wafat disalib? Jika kita sungguh sungguh percaya kepada Nya, maka garansinya adalah memperoleh hidup yang kekal.
Dengan demikian, mencintai salib Yesus, berarti mencintai hidup yang kekal. Oleh karena itu, bagi yang percaya kepada Yesus, salib adalah simbol kemuliaan dan keselamatan hidup yang kekal. Amin.
Selamat berhari Minggu Prapaskah IV, Minggu Laetare.