Seorang Diantara Kamu Akan Menyerahkan Aku

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia!

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Yohanes 13: 21 – 33. 36 – 38, yakni tentang Yesus Memperingatkan Yudas dan Memperingatkan Petrus. Pertanyaannya adalah mengapa Yesus memperingatkan Yudas dan Petrus? Dan bisa jadi, Yesus tidak hanya memperingatkan mereka berdua, tetapi juga memperingatkan kita, para murid Yesus yang hidup di zaman modern ini. Yudas diperingatkan oleh Yesus, karena Yesus sebagai Allah tahu kalau Yudas akan menyerahkan Yesus kepada imam imam kepala, orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat yang telah berkonspirasi untuk membunuh Yesus. Dan walau pada akhirnya Yudas menyesal, namun penyesalan Yudas tidak ada guna. Sebab, Yesus telah ditangkap, disiksa dengan sangat keji yang berujung pada kematian Nya di kayu salib. Demikian pula dengan Petrus, yang kelihatannya tegas, tegar, kuat, namun pada akhirnya, dia tidak mengakui atau menyangkal Yesus sebagai Gurunya. Sebagai Allah, Yesus tahu bahwa Petrus akan menyangkal Nya. Dan walaupun pada akhirnya juga Petrus menyesal, namun penyesalan tidak ada gunanya. Tetapi, sikap Petrus berbeda dengan Yudas. Petrus menyesal dan bertobat, sedangkan Yudas menyesal dan langsung bunuh diri.

Bagaimana dengan kita? Hidup kita para murid Yesus di zaman modern ini, sesungguhnya juga tidak jauh berbeda dengan pribadi Yudas dan Petrus. Seperti Yudas Iskariot, banyak kali kita menyerahkan Yesus untuk menderita sengsara, untuk disalibkan, bahkan untuk mati di kayu salib, ketika kita tidak mau bertobat dan selalu berbuat dosa. Sikap yang tidak mau berubah atau tidak mau bertobat alias tetap hidup sebagai manusia lama dengan cara atau kebiasaan hidup lama adalah sama saja dengan sikap atau perilaku Yudas yang menyerahkan Yesus kepada para imam imam kepala, kepada orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat yang telah berkonspirasi untuk membunuh Yesus. Atau kita seperti Petrus yang telah menyangkal atau tidak mengakui Yesus sebagai Guru dan Tuhannya, ketika kita tidak berani memberikan kesaksian sebagai murid Yesus dengan membuat tanda salib di depan umum, di rumah makan, di dalam pesawat, bus, dll nya.

Maka, mari kita belajar dari sikap Yudas dan Petrus, agar kita dijauhkan dari sikap seperti yang ditunjukkan oleh Yudas dan Petrus. Jadilah murid Yesus yang sejati yang diwujudkan lewat kata dan perbuatan yang sejalan. Semoga demikian.