♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia! Pada hari ini gereja katolik sejagat merayakan hari Raya Kabar Sukacita. Perayaan ini, biasanya dirayakan setiap tanggal 25 Maret.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Lukas 1: 26 – 38, yakni Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yesus. Hal ini disampaikan oleh malaikat Tuhan, namanya Gabriel kepada seorang gadis belia yang bernama Maria di kampung Nazaret, yang saat itu bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Malaikat Gabriel masuk ke rumah Maria dan memberi salam kepada Maria: ” salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. Tentu saja Maria sangat terkejut dengan salam dari malaikat itu, sambil bertanya apa arti salam itu. Namun, malaikat itu menguatkan hati Maria, dengan berkata: ” jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia dihadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar, dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi”. Secara logika, tidak akan masuk akal sehat Maria. Karena itu, ia berkata: ” bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?”. Dan malaikat Tuhan itu berkata kepadanya: ” Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah”. Dan untuk meyakinkan Maria, maka malaikat Tuhan itu juga memberi kabar bahwa Elisabet sanak Maria, pun sedang mengandung seorang anak laki pada hari tuanya, dan inilah bulan keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab, bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Dan dengan penuh keterbukaan, kerendahan dan ketulusan hati, Maria menjawab kabar gembira dari malaikat Tuhan itu dengan berkata: ” sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Jawaban Maria ini, biasa disebut juga dengan FIAT Maria, yakni sebagai tanda kesiapan dan kesediaannya untuk menuruti rencana dan kehendak Allah. Dan sejak Maria menerima atau menyanggupi kabar sukacita atau kabar gembira dari malaikat Tuhan itu, maka sejak saat itu pula, sejarah keselamatan telah dimulai. Maria telah menjadi rekan atau mitra kerja Allah, dalam menyukseskan proyek keselamatan umat manusia di dunia ini.
Bagaimana dengan kita? Proyek keselamatan masih berlangsung hingga saat ini. Dan seperti Maria, kita pun diharapkan menjadi rekan atau mitra kerja Allah dalam menyukseskan proyek keselamatan kita manusia di dunia ini, dengan mengambil bagian melalui tugas, pekerjaan, profesi, tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita masing-masing. Bahwa tugas, pekerjaan, profesi, dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita masing-masing adalah dalam rangka ambil bagian dalam proyek keselamatan kita umat manusia. Kita harus sadar bahwa kita adalah rekan atau mitra kerja Allah.
Oleh karena itu, semoga FIAT Maria, harus menjadi FIAT kita. Dan juga semoga kita memiliki keterbukaan, kerendahan dan ketulusan hati seperti Maria dalam melaksanakan peran kita, serta menyesuaikan diri dengan rencana dan kehendak Allah. Dan yakinlah Tuhan selalu menyertai kita. Mudah mudahan.