♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu bahagia!
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Yohanes 6: 60 – 69, yakni tentang Murid Murid Yang Mengundurkan Diri Di Galilea. Pertanyaan adalah mengapa murid murid Yesus ada yang mengundurkan diri? Dan perlu diketahui bahwa murid yang mengundurkan diri itu, bukanlah 12 rasul Yesus. Mereka ada yang mengundurkan diri karena perkataan Yesus tentang roti hidup, yakni daging (tubuh) Nya dan darah Nya yang harus di makan, agar memperoleh hidup yang kekal.
Yesus bertanya kepada mereka; ” adakah perkataan itu menggoncang iman mu?”. Ternyata kata kata Yesus sangat berdampak besar pada para murid Nya, kala itu. Namun, Yesus berkata kepada mereka bahwa perkataan perkataan Nya atau Firman Nya adalah Roh dan hidup. Artinya bahwa Firman Tuhan atau perkataan Yesus bukanlah kata kata yang membinasakan atau mematikan, melainkan kata kata yang membawa semangat, dan menghidupkan. Jadi, kata kata Yesus tidak pernah menyakiti atau melukai perasaan para murid Nya. Sebagaimana dalam surat Paulus kepada umat Ibrani berkata:” Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibr. 4:12).
Selain para murid atau pengikut Nya, Yesus juga menantang para rasul Nya, dengan berkata: ” apakah kamu tidak mau pergi juga?”. Dan Simon Petrus menjawab: ” Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan Mu, adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah”. Bagaimana dengan kata-kata kita? Banyak kali juga kata kata kita entah sadar atau tidak, memiliki daya atau kekuatan yang menghidupkan atau mematikan atau membunuh sesama. Jika kata kata kita baik, positif, menyejukkan, menyenangkan, memotivasi, lembut, menyemangati, maka kata kata itu bisa menghidupkan. Dan sebaliknya, jika kata kata kata yang tidak baik, negatif, mencela, mengejek, mengolok, memfitnah, memojokkan, memaki dengan jorok, kotor, kasar, sampai melukai hati dan perasaan, maka itu bisa membinasakan, menghancurkan atau mematikan atau membunuh karakter sesama.
Oleh karena itu, kita belajar dari perkataan perkataan Yesus yang memberi daya hidup, sembari berpikir sebelum berbicara atau think before speak. Sebab, kata kata kita baik menurut kita, belum tentu baik menurut orang lain. Ingat, kata kata kita bisa menjadi pedang bermata dua, yang bisa melukai hati dan perasaan Sesama. So, mari jaga lisan kita. Semoga demikian. Selamat Berakhir pekan.