♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Sudahkah anda memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan! Pada hari ini kita memasuki hari Minggu paskah V.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Yohanes 15: 1 – 8, yakni tentang Pokok Anggur Yang Benar. Pertanyaannya adalah siapakah yang dimaksudkan dengan pokok anggur yang benar itu? Pokok anggur yang benar itu adalah Yesus Kristus. Dia bersabda kepada para murid Nya: “Akulah pokok anggur yang benar, dan Bapa Kulah pengusahanya”. Dan jika Yesus adalah pokok anggur yang benar, maka kita sebagai orang yang percaya kepada Nya, harus juga menjadi ranting yang benar. Dengan demikian, maka Allah adalah sebagai Pemilik. Kita akan menjadi ranting yang benar, jika kita bersatu dengan pokok anggur yang benar. Dan kita sebagai ranting yang benar akan hidup dan berbuah, jika kita bersatu dengan pokok anggur yang benar, yakni Yesus Kristus. Artinya kita sebagai ranting akan tetap hidup kalau kita mendapatkan makanan dari pokok anggur yang benar. Dan sebaliknya bila kita tidak mendapatkan makanan dari pokok anggur, maka kita akan mati dan kering. Dengan demikian, sudah pasti tidak bisa menghasilkan buah.
Maka, Allah sebagai Pemilik pasti akan memotong setiap ranting yang mati dan kering, yang sudah pasti tidak akan bisa berbuah. Sedangkan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan Nya, supaya berbuah lebih banyak. Dan kuncinya agar kita sebagai ranting nya bisa berbuah adalah kita harus tinggal dan bersatu dengan Yesus sebagai pokok anggur yang benar dan Yesus sebagai pokok anggur yang benar akan tinggal dan bersatu dengan kita sebagai ranting Nya. Jika itu yang terjadi, maka kita akan berbuah banyak, tidak hanya dalam soal jumlah atau kuantitas, melainkan juga dalam hal kualitas buah yang kita hasilkan yakni bernas, lezat, dan nikmat di “santap” sesama, dalam arti yang positif.
Dan tentunya kualitas buah yang dimaksudkan adalah kualitas buah kehidupan yang baik: yakni melalui perbuatan baik, melalui saling mengasihi, saling mengampuni dan saling melayani, seperti yang telah dilakukan oleh Yesus Sang pokok anggur yang benar. Dan jika kita tidak pernah berbuat baik, tidak bisa mengasihi, sulit mengampuni atau memaafkan, sulit berdamai dengan sesama, tidak peduli dengan sesama alias pelit atau kikir dengan sesama, dan masa bodoh, maka kita adalah ranting yang mati dan kering, sebab kita tidak menghasilkan buah yang baik. Maka, agar kita bisa hidup dan menghasilkan buah yang banyak dan berkualitas baik, syaratnya atau kuncinya adalah kita harus tinggal dan bersatu dengan Yesus Sang pokok anggur yang benar. Semoga demikian.
Selamat Berhari Minggu.