Menanggalkan Jubahnya dan Pergi Mendapatkan Yesus

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa, salam kepada orang dekat anda dan mereka yang dijumpai di hari ini, dengan ramah, sopan dan santun? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga hari-mu indah dan menyenangkan.

Renungan hari ini, terinspirasi dari Injil Markus 10: 46 – 52, yakni tentang Yesus Menyembuhkan Bartimeus. Dia adalah seorang pengemis buta dari Yerikho yang hidup dari belas kasih orang lain dengan duduk mengemis atau meminta-minta di pinggir jalan. Namun, walau mata indrawinya buta, tetapi tidak demikian dengan mata hati, mata iman, dan telinganya. Oleh karena itu, ketika didengarnya bahwa yang lewat itu Yesus dari Nazaret, ia berseru: ” Yesus Anak Daud, kasihanilah aku” Banyak orang yang menegurnya supaya ia diam. Namun, semakin keras ia berseru: ” Anak Daud, kasihanilah aku!” Ternyata usaha si pengemis buta ini, tidak sia-sia yang walau mendapat tantangan atau hambatan, karena ditegur orang banyak supaya ia diam, namun seruannya yang semakin lantang, didengarkan oleh Yesus.

Yesus menaruh belas kasihan kepada si pengemis buta itu, dengan berkata: “panggillah dia!”. Lalu, mereka memanggil si pengemis buta itu, dan berkata: ” kuatkanlah hati-mu. Berdirilah, Ia memanggil engkau”. Orang buta itu, lalu menanggalkan jubahnya. Ia segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus. Menanggalkan Jubahnya sebagai simbol bahwa ia menanggalkan manusia lamanya, dan atau menanggalkan dosanya, untuk menerima berkat manusia baru dari Yesus. Dan semua itu karena, orang buta itu memiliki mata hati, dan mata iman serta telinga yang tidak tuli untuk mendengarkan tentang Yesus yang adalah Allah yang menjelma menjadi Manusia. Yesus berkata kepada orang buta itu: ” pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau”. Jadi, orang buta itu, boleh saja mata indrawinya buta, tetapi sekali lagi mata hati dan mata imannya tidak buta.

Bagaimana dengan kita? Mata indrawi kita tentunya tidaklah buta, tetapi barangkali mata hati dan mata iman kita yang buta, akibatnya terkadang kita malas untuk berdoa, beribadah, kebaktian dan malas untuk menghadiri perayaan Ekaristi, juga malas untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci, juga tuli untuk mendengarkan Firman Tuhan dan atau untuk mendengarkan kotbah. Oleh karena itu, kita perlu belajar dari orang buta dalam Injil hari ini, yang memiliki keberanian walau ditegur orang banyak supaya ia diam, namun ia malah semakin keras berseru atau berdoa kepada Yesus: ” Anak Daud, kasihanilah aku”.

Dan akhirnya, kita juga harus berani untuk menanggalkan jubah kita, atau manusia lama kita, untuk menerima berkat manusia baru dari Yesus. Semoga demikian.