♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa, salam kepada orang dekat anda dan mereka yang dijumpai di hari ini, dengan ramah, sopan dan santun? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga harimu indah dan menyenangkan. Pada hari ini, gereja katolik sejagat merayakan Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet.
Renungan hari ini, terinspirasi dari Injil Lukas 1: 39 – 56, yakni tentang Maria dan Elisabet; Nyanyian Pujian Maria. Maria dan Elisabet adalah dua tokoh perempuan dalam perjanjian baru yang mendapat karunia istimewa dari Tuhan untuk menjadi rekan kerja-Nya, dalam proyek keselamatan umat manusia. pertama: Maria, diusianya yang masih sangat muda sekitar belasan tahun, telah dipilih oleh Allah untuk menjadi ibu Tuhan. Tidak mudah bagi Maria untuk menerima kabar gembira dari malaikat Tuhan, untuk menjadi ibu dari Sang Juruselamat umat manusia, yakni Yesus. Maria harus bergumul dan bergulat dengan dirinya, dengan melakukan apa yang disebut dengan discernment (penegasan Roh). Pada akhir pergulatannya, Maria rela dan siap menerima untuk menjadi rekan kerja Allah, melalui apa yang disebut dengan FIAT Maria: sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; Jadilah padaku menurut perkataanMu itu (Lukas 1: 38).
Dengan Fiatnya, Maria menunjukkan sikap keterbukaan dan kerendahan hatinya, serta ketaatannya pada rencana dan kehendak Allah. Dan sejak dia menyatakan FIAT nya, maka sejak saat itu pula, Sang Sabda ada dalam rahimnya, melalui kuasa Roh Kudus. kedua: Elisabet, adalah sepupu Maria. Elisabet diusianya yang sudah lanjut juga dikaruniai oleh Tuhan untuk melahirkan Yohanes, perintis jalan bagi kedatangan Sang Juruselamat umat manusia. Usia lanjut menurut ukuran manusia, tidak mungkin bisa memiliki keturunan. Namun tidak demikian bagi Allah. Dengan kuasa Roh Kudus, keduanya dipercaya oleh Allah untuk melahirkan Sang Juruselamat umat manusia dan San Perintis jalan bagi kedatangan Sang Immanuel, Allah beserta kita. Yang menarik adalah setelah Maria menerima kabar gembira dari malaikat Tuhan dan ia menyatakan FIAT nya, maka ia bergegas mengunjungi sepupunya, yakni Elisabet yang juga sedang mengandung.
Namun, dalam kunjungannya itu, Maria tidak berjalan sendirian, melainkan dia berjalan Yesus, Sang Sabda yang sedang dalam kandungannya. Ketika sampai di rumah Zakaria, Maria memberikan salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang ada di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: ” diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini, sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”.
Dari peristiwa lawatan Maria dan Tuhan Yesus puteranya, memiliki beberapa makna, sbb: pertama: inilah lawatan Tuhan untuk pertama kaliNya dengan mengunjungi Yohanes, sang perintis bagi-Nya. Juga lawatan Maria ke Elisabet bukan lawatan biasa, melainkan dalam rangka mewartakan Injil. Dia adalah murid pertama Yesus yang mewartakan Kerajaan Allah kepada keluarga Zakaria, Elisabet dan Yohanes, sang perintis bagi kedatangan Sang Juruselamat umat manusia. kedua: mewartakan Kerajaan Allah, diwujudkan lewat memberikan salam. Sangat sederhana, hanya memberikan salam. Namun, dampaknya sangat luar biasa bagi yang menerima atau pun yang mendengarkan salam itu. Salam yang diucapkan oleh Maria kepada Elisabet, adalah juga salam dari Sang Sabda yang ada di dalam rahimnya. Sehingga, Yohanes yang ada di dalam rahim Elisabet melonjak kegirangan. Elisabet memberikan kesaksian mengenai hal ini, dengan berkata: ” sebab, sesungguhnya, ketika salammu sampai ke telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan”.
Dengan demikian, jika salam itu diucapkan dengan tulus, jujur, maka akan memberikan kedamaian, sukacita, dan kegembiraan bagi yang menerimanya. Ingatlah pula, saat Yesus menampakkan diri-Nya setelah bangkit, Dia memberikan salam: damai sejahtera bagi kamu. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu memberikan salam saat berjumpa dengan siapapun. Sebab, hanya salam, namun betapa sulit untuk memberikan salam.
ketiga: Keluarga Elisabet adalah keluarga yang pertama yang memulai doa rosario dengan mendoakan doa salam Maria dan juga orang pertama yang mengakui Maria sebagai ibu Tuhan. Dengan demikian, Maria dan Yesus puteranya, hadir didalam setiap doa rosario di keluarga Zakaria, Elisabet, dan Yohanes, juga hadir di dalam keluarga-keluarga kristiani, setiap kali berdoa rosario.
Akhirnya, jangan lupa untuk selalu memberikan salam kepada siapapun yang kita jumpai, sebab Tuhan hadir bersama salam yang kita ucapkan. Semoga demikian.