Hidup Seperti Malaikat Di Surga

Frater

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa, salam, kepada orang dekat anda dan mereka yang dijumpai di hari ini, dengan ramah, sopan dan santun kepada sesama? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga harimu indah dan menyenangkan. Pada hari ini gereja katolik sejagat memperingati Santo Bonifasius, Uskup dan Martir.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Markus 12; 18 – 27, yakni Pertanyaan Orang Saduki Tentang Kebangkitan. Orang Saduki adalah suatu golongan pemimpin agama Yahudi, yang sebagian besar terdiri dari imam-imam. Mereka percaya bahwa tidak ada kebangkitan orang mati, tidak ada kehidupan setelah kematian, tidak ada alam roh, tidak ada malaikat. Oleh karena itu, mereka bertanya kepada Yesus dengan mengangkat sebuah kasus, yakni tujuh orang bersaudara mengawini seorang wanita, saat mereka semua mati, siapa yang akan menjadi suami dari wanita itu kelak? Yesus mengatakan kepada orang Saduki: sebagai orang sesat dalam berpikir. Mengapa Yesus mengatakan mereka sesat? Mereka sesat, karena mereka yang adalah para pemimpin agama Yahudi dan sebagian besar para imam, justeru tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Dan ini sungguh sangat disayangkan. Sebab, di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti Malaikat di Surga. Dengan berkata demikian, Yesus mau mengatakan bahwa kawin atau dikawinkan adalah keinginan atau hasrat daging manusia, dan saat manusia mati, tubuh atau daging itu hancur, sedangkan roh itu hidup, seperti malaikat di Surga.

Maka, mari kita memberi makanan rohani dengan cara: hidup yang baik dan benar, juga dengan berbuat baik dan benar untuk jiwa kita, agar kelak hidup bahagia bersama para Kudus dan para malaikat di Surga. Semoga demikian