♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa dan salam kepada orang didekat anda dan mereka yang dijumpai di hari ini dengan ramah, sopan dan santun? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga harimu indah dan menyenangkan. Pada hari ini gereja katolik sejagat memperingati Santo Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 5: 20 – 26, yakni tentang Yesus dan Hukum Taurat. Bacaan Injil hari ini merupakan kelanjutan dari perikop Injil hari kemarin. Yesus mengingatkan para murid-Nya, termasuk kita para murid-Nya yang hidup di zaman now, agar hidup keagamaan kita harus dijalankan secara baik dan benar, tidak seperti hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Ada apa dengan hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Mereka menjalani hidup keagamaan dengan penuh kemunafikan, alias sering memakai topeng, yakni kelihatannya saleh, alim, padahal hatinya penuh tipu muslihat, penuh kejahatan alias penuh kelaliman. Inilah hidup keagamaan yang tidak baik dan benar. Maka, Yesus mengingatkan para murid-Nya, termasuk kita para murid-Nya yang hidup di zaman sekarang, agar menjalani hidup keagamaan secara baik dan benar, jika ingin masuk ke dalam Kerajaan Surga. Hidup keagamaan yang baik dan benar adalah hidup dalam kejujuran, apa adanya, alias tidak munafik, juga hidup dalam kerukunan, kedamaian, tidak saling menghujat, tidak saling menghina, melainkan saling menghormati, saling menghargai, mudah mengampuni atau mudah memaafkan. Mengapa? Sebab, kita adalah sama-sama ciptaan Tuhan, sebagai citra Allah, dan juga sebagai makhluk sosial nan mulia. Oleh karena itu, kita sesungguhnya adalah satu keluarga di dalam Allah.
Agama bukanlah tujuan, melainkan wahana untuk bersatu dengan Allah, manakala hidup keagamaan kita dijalani secara baik dan benar. Semoga demikian.