♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa dan salam kepada orang di dekat anda dan mereka yang dijumpai di hari ini dengan ramah, sopan dan santun? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga harimu indah dan menyenangkan. Pada hari ini kita memasuki hari Minggu biasa XIII.
Renungan hari ini, terinspirasi dari Injil Markus 5: 21 – 43, yakni tentang Yesus membangkitkan anak Yairus dan Menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan. Dalam Injil hari ini Yesus mengadakan mukjizat yang luar biasa, yakni membangkitkan puteri Yairus yang berusia 12 tahun dan seorang perempuan yang mengalami sakit pendarahan selama 12 tahun. Namun, yang perlu disadari bahwa mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, tidak terjadi begitu saja, melainkan musti harus ada iman dan kepercayaan yang sungguh-sungguh kepada Yesus, bahwa Dia adalah Allah yang sanggup melakukan hal yang tidak mungkin bagi manusia, namun menjadi mungkin bagi Allah. Dan iman yang dimiliki oleh Yairus seorang kepala rumah ibadat, dan perempuan yang sakit pendarahan, diwujudkan lewat tindakan bersujud di depan kaki Yesus. Bersujud bermakna berdoa dengan penuh penyerahan dan pasrah dalam iman dan percaya kepada Tuhan Yesus. Bersujud juga bisa berarti juga merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Bahwa di hadapan Tuhan, kita tidak berarti apa-apa, apapun jabatan atau pangkat, status atau kedudukan atau gelar atau titel kita. Kita sangat kecil di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak perlu sombong. Maka, kita perlu belajar dari Yairus seorang kepala rumah ibadat. Dia orang penting, tetapi di depan kaki Yesus, dia tersungkur, dan dia bersujud memohon kepada Yesus, agar anaknya yang sedang sekarat disembuhkan oleh Yesus. Dan diluar dugaan seorang perempuan yang mengalami sakit pendarahan menghambat perjalanan Yesus. Akibatnya anak puteri Yairus tidak tertolong. Tetapi, lihatlah sikap Yairus, dia tidak memarahi perempuan yang menghambat perjalanan Yesus. Yairus tetap sabar dan tabah, walau mendengar kabar kalau anaknya telah mati.
Namun, Yesus menguatkan hati Yairus dengan berkata: ” jangan takut percaya saja!”. Dan Yairus sangat percaya akan perkataan Yesus, dan benarlah yang terjadi anaknya yang telah mati, dibangkitkan oleh Yesus. Yesus memegang tangan anak puteri Yairus yang telah mati itu, sambil berkata: ” talita kum”, yang berarti hai anak perempuan, Aku berkata kepadamu: bangunlah. Dan seketika itu, anak perempuan itu berdiri tegak dan berjalan. Dan tentunya Yairus pasti sangat bersukacita, dengan puterinya yang telah dibangkitkan oleh Yesus. Inilah buah dari iman dan percayanya; buah dari sikap penyerahan dan kepasrahan kepada Yesus. Juga buah dari kerendahan hati serta kesabaran dan ketabahannya, bahwa Tuhan Yesus bukan hanya miliknya seorang, tetapi milik banyak orang, termasuk perempuan yang mengalami sakit pendarahan. Dan akhirnya, kita juga belajar dari perempuan yang mengalami sakit pendarahan selama 12 tahun, yang memiliki iman dan kepercayaan yang luar biasa kepada Yesus.
Dalam hati ia berdoa: ” asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh. Dan benar saja yang terjadi, saat itu berhenti pendarahannya. Dan yang luar biasanya adalah Yesus tahu kalau ada yang menjamah jubah-Nya, karena ada tenaga yang keluar dari dalam diri-Nya. Dan ketika ditanya, seorang perempuan dengan berani dan penuh iman tersungkur dan bersujud di depan kaki Yesus. Yesus tidak marah, walau perempuan itu najis. Namun, sebaliknya, Yesus berkata: hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu”.
Maka, mari kita tersungkur dan bersujud di depan kaki Yesus, dengan penuh iman dan kepercayaan, dengan penuh kerendahan hati, dan dengan penuh penyerahan dan kepasrahan kepada Tuhan Yesus. Semoga demikian.
Selamat berhari Minggu.