♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk
SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa dan salam kepada orang di dekat anda dan mereka yang dijumpai di hari ini dengan ramah, sopan, dan santun? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga harimu indah dan menyenangkan.
Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 8: 18 – 22, yakni tentang Hal Mengikut Yesus. Panggilan untuk mengikuti Yesus, atau menjadi murid-Nya, entah itu panggilan khusus atau panggilan umum, merupakan suatu anugerah istimewa dan merupakan inisiatif datang dari Yesus (bdk. Mrk. 1: 16 – 20; Mat. 4; 18 – 22; Luk. 5: 1 – 11). Namun, yang perlu disadari pula bahwa mengikut Yesus atau menjadi murid-Nya, harus siap untuk mengambil resiko apapun dan harus penuh totalitas. Artinya mengikut Yesus harus bisa hidup sesuai cara hidup Yesus, dan menomorsatukan Yesus alias tidak setengah hati, atau mendua hati atau selingkuh hati, melainkan hati, pikiran dan seluruh diri kita pertama-tama untuk mencintai-Nya, dan buah dari mencintai-Nya, kita wujudkan dengan mencintai sesama. Dan kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada Yesus, karena Dia telah memilih dan memanggil kita untuk menjadi murid dan pengikut-Nya. Dan sebagai konsekuensi kita menjadi murid dan pengikut Yesus adalah kita harus siap menyangkal diri terhadap kecenderungan manusiawi kita, rela memikul salib-Nya setiap hari, dan bukan salib kedua penjahat yang disalibkan bersama-Nya, serta mengikut Dia dengan penuh totalitas alias tidak setengah hati.
Semoga demikian.