Tergeraklah Hati Yesus Oleh Belas Kasihan

♦Renungan oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

 

 

 

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan? Dan apakah anda sudah memberikan senyum, sapa dan salam kepada orang di dekat anda dan mereka yang dijumpai di hari ini, dengan ramah, sopan dan santun? Jangan lupa untuk selalu bahagia. Dan semoga harimu indah serta menyenangkan.

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 9: 32 – 38, yakni tentang Seorang bisu disembuhkan; Belas kasihan Yesus terhadap orang banyak. Misi perutusan Yesus di dunia adalah untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan akibat dosa. Oleh karena itu, Dia berkeliling ke semua kota dan desa, untuk mengajar dan mewartakan Injil Kerajaan Surga, serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Dan salah satunya adalah seorang bisu yang kerasukan setan. Sungguh malang nasib orang yang kerasukan setan itu hingga menjadi bisu. Namun, Yesus tergerak hati oleh belas kasihan, untuk menyembuhkan orang bisu itu. Ia mengusir setan pada diri orang itu. Setelah setan diusir, orang bisu itu dapat berbicara. Tidak disebutkan siapa nama orang bisu itu. Dan walaupun dia bisu, namun hatinya tidak bisu, melainkan selalu mencari Yesus. Maka, buah dari usahanya dalam mencari Yesus itu adalah dia disembuhkan, sehingga ia dapat berbicara.

Bagaimana dengan kita? Bisa jadi, orang bisu itu adalah kita. Barangkali kita tidak bisu secara jasmani atau lahiriah, melainkan secara rohani kita bisu. Hati kita bisu, kaku, keras, sehingga sulit untuk bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan dan sesama yang selalu berbuat baik kepada kita, walaupun melalui hal-hal yang kecil, berupa: senyum, sapa dan salam. Atau hati kita bisu, kaku, keras, sehingga tidak peduli dengan mereka yang selalu menyapa kita dengan caranya masing-masing. Jika Yesus Sang Guru kita tergerak hati oleh belas kasihan kepada kita, maka sebagai murid-Nya, kita harusnya juga tergerak hati untuk sesama yang selalu peduli, setia mengapa kita. Ingatlah! Tuhan hadir dalam diri orang-orang itu.

Oleh karena itu, kita berdoa: ” Yesus yang lemah lembut, rendah hati dan murah hati, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu”. Amin.